BERBAGAI
METODE DAN SUMBER PEMBELAJARAN
KOOPERATIF
YANG LAIN
A. LEARNING TOGETHER
Pembelajaran kooperatif ditujukan
untuk mengembangkan strategi
pembelajaran dan rasa kerjasama dalam kelompok. Salah
satu
metode-metode pembelajaran kooperatif adalah metode yang dikembangkan oleh David
dan Roger. Metode David dan
Roger menekankan pada empat unsur, antara lain :
1.
Interaksi
tatap muka : para siswa bekerja dalam kelompok dengan anggota empat sampai lima
orang.
2.
Interdenpedensi
positif : para siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan kelompok.
3. Tanggung
jawab individual : para siswa harus memperlihatkan bahwa mereka secara
individual telah menguasai materinya.
4. Kemampuan-kemampuan
interpersonal dan kelompok kecil : para siswa diajari mengenai sarana-sarana
yang efektif untuk bekerjasama dan mendiskusikan seberapa baik kelompok mereka
bekerja dalam mencapai tujuan mereka.
Metode-metode
Johnson ini sama dengan STAD. Akan tetapi mereka juga menekankan
perihal pembangunan kelompok dan menilai sendiri kinerja kelompok, dan
merekomendasikan penggunaan penilaian Tim ketimbang pemberian sertifikat atau
bentuk rekognisi lainnya.
Bentuk
penghargaan yang diberikan kepada kelompok didasarkan pada pembelajaran
individual semua anggota kelompok, mereka meningkatkan pencapaian siswa lebih
dari metode-metode individualistic dan memiliki pengaruh positif pada hasil
yang dikeluarkan, seperti pada masalah hubungan ras dan penerimaan teman
sekelas yang memiliki masalah cacat akademik.
Johnson
dan rekan-rekannya
mengembangkan metode untuk melibatkan siswa dalam ”kontroversi kooperatif”. Para
siswa dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan empat orang diberikan materi
pelajaran mengenai sebuah isu yang konversial, seperti apakah perburuan srigala
harus diizinkan dibagian utama Minnesota. Dua anggota kelompok mengerjakan satu
sisi dari isu tersebut, sedangkan dua lainnya mengerjakan sisi lainnya.
Kemudian mereka bertukar peran dan memperdebatkan sisi yang berlawanan.
Akhirnya, seluruh kelas mencapai kesepakatan. Para siswa harus mengikuti tujuh
aturan saat bekerja (smith, Johnson, dan Johnson, 1981) :
1.
Saya
kritis terhadap gagasan, bukan orang.
2.
Saya
ingat bahwa kami semua melakukan hal ini bersama.
3.
Saya
mendorong semua orang untuk ikut berpartisipasi.
4.
Saya
mendengarkan gagasan yang dilontarkan setiap orang, sekalipun saya tidak setuju
dengan mereka.
5.
Saya
mengulang kembali apa yang dikatakan seseorang apabila memang tidak jelas.
6.
Saya
mencoba memahami kedua belah sisi dari isu tersebut.
7.
Pertama-tama
saya akan mengeluarkan semua gagasan, baru saya kumpulkan menjadi satu.
B. DISKUSI KELOMPOK DAN PROYEK
KELOMPOK
Apabila guru sedang menggunakan
sebuah metode pembelajaran kooperatif, berarti guru telah membagi para siswa
kedalam tim-tim kecil. Pembelajaran yang dapat dilakukan tim kecil dapat
menggunakan pendekatan diskusi kelompok dan proyek kelompok.
1. Diskusi Kelompok
Pekerjaan pokok dalam mempersiapkan
kelompok diskusi adalah memastikan bahwa tiap anggota kelompok berpartisipasi.
Apabila ingin agar kelompok membuat
laporan tertulis, maka sangat penting juga bagi tiap anggotanya
untuk mempunyai bagian tugas yang dibagi dengan baik, supaya semua pekerjaan
(dan pembelajaran) tidak ditanggung oleh satu orang anggota saja.
Penting untuk memilih seorang
pemimpin dari kelompok diskusi, yang dipilih berdasarkan kemampuan organisasional dan kepemimpinannya, dan bukan
hanya berdasarkan pada kinerja akademiknya saja. Pemimpin ini harus memastikan
bahwa tiap orang berpartisispasi dan bahwa kelompok tetap mengerjakan tugas.
Salah
satu cara yang bagus untuk membuat setiap anggota tim berpartisispasi adalah
dengan membuat supaya setiap orang menuliskan sebuah opini atau gagasan sebelum
mulai diskusi. Kunci dari prosedur ini adalah bahawa apabila semua siswa
menyatakan sebuah pendapat, mereka akan mempunyai komitmen terhadap diskusi
kelompok dan jauh lebih besar kemauannya untuk berpartisispasi di dalamnya.
Cara
lain untuk memastikan terjadinya partisipasi adalah dengan menerapkan cara
siswa ahli untuk topik-topik tertentu seperti dalam Group Investigation, Co-op
Co-op, dan Jigsaw, dengan meminta mereka untuk melakukan penelitian pada
wilayah keahlian mereka masing-masing.
Sebagai
tambahan untuk partisipasi yang lebih besar, tugas pokok lainnya dalam
mempersiapkan sebuah kelompok diskusi adalah focus. Kegiatan diskusi yang baik
adalah sebuah diskusi dengan tujuan. Pekerjaan kelompok harus diekspresikan
dengan jelas.
Apabilaguru
menginginkan kelompok menulis laporan, pastikan bahwa tiap siswa
berpartisispasi. Salah satu caranya adalah dengan membagi laporan tersebut kedalam
bagian-bagian yang ditulis oleh siswa yang berbeda, seperti dalam Group
Investigation atau Co-op Co-op.
Kelompok akan membantu tiap
anggotanya dengan memberi saran-saran untuk perencanaan, membuat konsep,
merevisi, dan menyunting bagian mereka.
2.
Proyek Kelompok
Prinsip
dasar proyek kelompok yang baik adalah menjadikan tiap siswa berpartisipasi,
dan jangan membiarkan siswa satu atau dua orang siswa dalam kelompok yang
memikul semua tanggung jawab. Seorang pemimpin dalam proyek kelompok sama
pentingnya seperti dalam diskusi kelompok. Pemimpin tersebut harus membuat tiap
anggota kelompok berpartisipasi, bukan hanya bertanggung jawab secara personal
atas hasil pencapaian kelompok.
Cara
terbaik untuk membuat tiap anggota kelompok berpartisipasi dalam sebuah proyek
kelompok yaitu dengan cara, guru dapat memberikan tiap anggota kelompok bagian
tugas tertentu, bila tugas tersebut memang bisa dibagi, atau bisa juga dengan
memberikan tiap anggota kelompok bagian laporan yang harus ditulis atau
dipresentasikan kehadapan kelas. Apabila tiap anggota kelompok tidak merasa
bertanggung jawab terhadap hasil karya kelompoknya, maka mereka cenderung tidak
bisa berpartisipasi secara penuh
C. METODE-METODE INFORMAL
1.
Diskusi
Kelompok Spontan
Pada saat para siswa sedang duduk
dalam kelompok, lebih mudah untuk meminta mereka dalam waktu yang berbeda
selama penyampaian pelajaran atau presentasi, untuk mendiskusikan apa maksud
dari sesuatu, mengapa sesuatu itu bisa bekerja, atau bagaimana cara terbaik
dalam menyelesaikan sebuah masalah, dan waktu yang diperlukan siswa untuk
melakukan tugas tersebut bisa bervariasi dari mulai hanya beberapa menit
samapai satu sesi pelajaran penuh.
2. Menomori Orang Bersama
Tiap siswa dalam sebuah kelompok
mempunyai nomor dan para siswa tersebut tahu bahwa hanya ada satu siswa yang
akan dipanggil untuk mewakili kelompoknya. Menomori orang bersama pada dasarnya
adalah sebuah varian dari Group Discussion, pembelokannya yaitu pada hanya ada
satu siswa yang mewakili kelompoknya tetapi tidak sebelumnya tidak diberi tahu
siapa yang akan menjadi wakil kelompok tersebut. Pembelokan tersebut memastikan
keterlibatan total dari semua siswa. Metode Russ Frank ini adalah cara yang sangat baik untuk
menambahkan tanggung jawab individual kepada diskusi kelompok.
3.
Hasil
Karya TIM
Mintalah supaya tim-tim siswa
membuat sebuah pusat pembelajaran, esai tertulis, menggambar sebuah mural,
mengerjakan sebuah lembar kegiatan, melakukan presentasi di depan kelas,
merancang sebuah bentuk pemerintahan yang baik, membuat daftar solusi terhadap masalah sosial, atau menganalisis
puisi. Untuk memelihara tanggung jawab individual, bagilah peran-peran khusus
tiap anggota tim atau wilayah tanggung jawab individualnya.
4.
Mengulang
Pelajaran Secara Kooperatif
Satu hari sebelum ujian, siswa membuat
pertanyaan-pertanyaan untuk mengulang pelajaran. Secara bergantian mereka
mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain. Kelompok yang bisa menjawab
pertanyaan mendapat poin untuk pertanyaan tersebut. Kelompok yang dipanggil
pertama kali mendapatkan poin untuk jawaban yang benar. Lalu kelompok kedua
mendapatkan poin apabila bisa menambahkan informasi penting kepada jawaban
tersebut. Variasi terhadap mengulangi pelajaran secara kooperatif, guru bisa
membuat pertanyaan tambahan.
5.
Berpikir-
Berpasangan – Berbagi
Ketika guru menyampaikan pelajaran
kepada kelas, para siswa duduk berpasangan dengan timnya masing-masing. Guru
memberikan pertanyaan kepada kelas. Siswa diminta untuk memikirkan sebuah
jawaban dari mereka sendiri, lalu berpasangan dengan pasangannya untuk mencapai
sebuah kesepakatan terhadap jawaban. Akhirnya, guru meminta para siswa untuk
berbagi jawaban yang telah mereka sepakati dengan seluruh kelas.
D. MANAJEMEN KELAS KOOPERATIF
Teori
: Penghargaan Positif Berdasarkan Kelompok
Pendekatan yang paling efektif
terhadap manajemen kelas bagi pembelajaran kooperatif adalah untuk menciptakan
sebuah system penghargaan positif yang didasarkan pada kelompok. Guru
memberikan perhatian terhadap perilaku kelompok yang diinginkannya di dalam
kelas. Kelompok lainnya akan menjadikan kelompok yang menerima perhatian
positif dari guru tersebut sebagai model.
Tidak menjadi masalah apakah
perhatian yang diberikan bersifat negative atau positif. Maksudnya, apabila
guru memarahi siswa dengan keras apabila mereka bangun dari kursinya tanpa
permisi, maka siswa lainnya akan membuat diri mereka menjadi seperti siswa yang
menerima perhatian tersebut. Namun apabila guru tidak mempedulikan tim-tim yang
tidak mengerjakan tugasb, dan memberikan rekognisi special pada mereka, maka
tim lainnya akan segera mengerjakan tugas. Guru juga perlu mengatakan dengan
tepat pada anggota kelas, mengapa tim model tersebut menerima rekognisi special
dan juga mencatat contohnya dengan cara tertentu.
Unsur penting lainnya dalam sebuah
system manajemen pembelajaran kooperatif yang baik adalah harapan yang jelas.
Guru perlu mendefenisikan dengan jelas dan sebelum kegiatan dimulai,
sikap-sikap yang perlu diterapkan untuk memfungsikan kelas dengan baik, dan
sikap-sikap seperti apa yang akan dihargai. Sikap yang perlu dilakukan termasuk
segera memberi perhatian penuh jika guru bertanya. Sikap yang dihargai termasuk
memberi bantuan ekstra kepada teman, kooperasi dengan teman satu tim, dan
perhatian terhadap kebutuhan, opini, dan keinginan siswa lainnya.
Teknik-Teknik
Manajemen
1. Sinyal
kebisingan – nol.
Sinyal kebisingan – nol adalah
sebuah sinyal yang diberikan kepada para siswa untuk berhenti bicara, untuk
membuat mereka memberi perhatian penuh kepada guru, dan untuk membuat tangan
dan tubuh mereka diam. Salah satu
metode efektif bagi guru adalah dengan mengangkat satu tangan. Sinyal
ini cukup nyaman digunakan karena guru tidak perlu berbicara ditengah tingkat
kebisingan kelompok, dan karena guru juga tidak perlu berjalan menuju tempat
bel atau sakelar lampu. Keuntungan tambahan dari sinyal mengangkat tangan ini adalah bahwa guru dapat memberikan indikasi
bahwa ketika siswa melihat guru mengangkat tangannya mereka juga harus
mengangkat tangan mereka.
Kefektifan dari sinyal kebisingan –
nol akan tergantung pada kefektifan penghargaan positif kepada kelompok.penghargaan
tersebut harus diberitahukan dengan jelas dan bersifat umum, dan diikuti
perilaku yang diharapkan. Apabila anda
menggunakan sinyal tangan, berikan rekognisi spesial kepada tim partama atau kepada
tim-tim yang ada yang telah membuat semua anggotanya diam dan memberikan
perhatian penuh setelah anda mengangkat tangan. Kefektifan sinyal kebisingan –
nol, seperti semua unsure-unsur dalam sebuah kelas kooperatif, sangat
tergantung pada cara rekognisi spesial tersebut diberikan.
2. Pujian
Kelompok
Pujian kelompok membentuk
norma-norma untuk kelas, para siswa belajar perilaku mana yang bernilai dan
akan meneriksa rekognisi spesial karena telah melakukannya. Seolah-olah seperti
semua yang mereka butuhkan adalah sebuah pesan yang jelas mengenai bagaimana
harus bersikap dengan baik dalam tatanan kelas yang baru. Mempertahankan
kelompok yang berperilaku paling baik sebagai model adalah cara yang paling
jelas untuk menyampaikan pesan tersebut dan untuk menunjukkan kepada siswa apa
yang bernilai.
3. Buletin
Rekognisi Spesial
Sebuah cara efektif untuk memberikan rekognisi spesial di
dalam kelas adalah dengan menggunakan sebuah diagram atau poster untuk mencatat
poin–poin rekognisi special. Sebuah komentar positif saat ini memang dihargai,
apabila dicatat maka akan memiliki kekuatan tambahan untuk memotivasi para
siswa untuk berperilaku seperti yang diharapkan. Poin-poin rekognisi yang
dicatat dapat diubah menjadi sebuah penghargaan tim, yang dapat diwujudkan ke
dalam penghargaan kelas, atau sekedar tetap seperti pada adanya sebagai sebuah
bentuk rekognisi spesial.
4. Upacara
Rekognisi Spesial
Guru boleh mengadakan upacara
rekognisi spesial dimana tim dan individu yang paling baik dan direkognisi oleh
guru dan para siswa. Dalam upacara ini, para siswa dan tim-tim yang telah
mengumpulkan poin-poin rekognisi paling banyak menuliskan atau mencatumkan nama
mereka pada diagram rekognisi spesial, dan menerima tepuk tangan dari seluruh
kelas.
5.
Waktu
Bersenang-Senang Kelas atau Tim
Poin-poin
rekognisi spesial bisa juga ditambahkan untuk penghargaan tim atau kelas. Guru
bisa mengumumkan bahwa apabila ada tim yang mengumpulkan poin dalam jumlah
tertentu, itu akan dapat mereka tukarkan dengan kegiatan-kegiatan menyenangkan
atau waktu istirahat ekstra. Atau Poin-poin rekognisi dijumlahkan dan seluruh
kelas menerima penghargaan ketika jumlah totalnya mencapai kriteria yang telah
ditentukan sebelumnya. Penting untuk memberikan ukuran yang nyata mengenai
bagaimana kelas membuat progress terhadap penghargaan kelas.
E. PEMBANGUNAN
TIM
Banyak
guru yang menganjurkan pembelajaran kooperatif melatih para siswa dalam hal
bagaimana bekerja dalam kelompok, dan ada banyak teknik yang dapat digunakan
untuk membangun semangat tim yang mungkin ingin anda gunakan untuk memulai
menggunakan metode-metode pembelajaran kooperatif.
Kegiatan-kegiatan
pembangunan tim
1. Mempelajari
Nama
Tiap
kelompok diberikan waktu satu set untuk mempelajari nama-nama teman satu tim
mereka. Mereka kemudian melakukan tes dan persentase rata-rata nama yang benar
pada tiap kelompok diumumkan.
Variasinya,
memasukkan informasi yang lebih banyak, seperti hobi favorit atau pengalaman
yang paling luar biasa. Mengikuti seratus persen penguasaan oleh kelompok,
buatlah tim berpasangan dan ulangi latihan tersebut.tujuannya
agar tiap tim saling mengenal nama tim lain.
2. Wawancara
Wawancara
memperkenalkan para anggota tim satu sama lainnya. Ini memberikan kepada siswa beberapa dasar untuk berhubungan
dengan orang lain yang memiliki pengalaman dan ketertarikan yang sama, memberikan mereka kesempatan untuk merasa diterima di dalam
kelompok, dan juga membantu mengatasi hambatan awal yang sering dilami para
siswa ketika pertama kali akan berpartisipasi.
Wawancara
ini terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Guru
membuat para siswa berkumpul dalam satu tim
b.
Teman
satu tim menghitung dari -1, 2, 3, 4, atau lebih satu nomor untuk satu anggota
tim
c.
Guru
menginformasikan kepada siswa bahwa adalah tugas yang perama untuk mewawancara
nomor 2, nomor 3 mewawancara nomor 4, dan seterusnya, selama lima menit. Tujuan
dari wawancara ini adalah untuk mengumpulkan informasi yang akan untuk
memperkenalkan tiap orang kepada teman satu timnya. Topik wawancara bisa saja
seperti hobi, pengalaman luar biasa, film favorit, tujuan hidup. Bisa juga
disediakan tip-tip wawancara, seperti bagaimana mengikuti arah pembicaraan
orang lain dari pada terus menyarankan topik wawancar sesuai ketertarikan
sendiri.
d.
Perkenalan
dilakukan di dalam kelompok . tiap pewawancara punya waktu satu menit untuk
memperkenalkan kepada kelompok orang yang telah diwawancarainya.
e.
Langkah
ke 3 dan ke 4 diulangi dengan perantian peran: nomor 2 mewawancarfai dan
mewakili nomor 1, nomor 4 mewawancarai dan mewakili nomor 3, dan seterusnya.
f.
Selama
diskusi tim berusaha untuk menemukan esensi positif dari tiap teman satu tim
supaya mereka dapat menggambarkannya dalam sebuah kata sifat atau frase yang
singkat, seperti, “berani,” “suka berpetualang”’ atau “cewek biasa.” Para siswa
diatur untuk mencari kata-kata tersebut dalam respns wawancara yang akan
membantu mereka menangkap esensi positif dari orang tersebut.
g.
Anggota
tim memperkenalkan teman satu timnya kepada kelas secara bergiliran sambil
menyebutkan kata sifat atau frase yang paling tepat menggambarkan esensi
positif dari anggota tim dan memberikan satu atau dua kalimat penjelasan.
3. Nama
Tim, Spanduk, Logo, dan atau Moral
Ketika tim pertama kali tim dibentuk mereka diminta untuk
menamai tim mereka. Proses ini dapat digunakan sebagai latihan pembangunan tim.
Tiga aturan sederhana untuk proses kelompok
yang satu ini adalah sebagai berikut: tiap anggota tim harus punya
pendapat, tak ada keputusan yang akan dapat dibuat kecuali jika setiap orang
setuju, tak ada anggota kelompok yang akan setuju dengan keputusan kelompok
jika mereka merasa sangat keberatan.
Aturan ini mengatur warna proses-proses kelompok yang
akan datang, yang harus melibatkan partisipasi, kesepakatan, dan saling
menghormati hak individu.
Berhubungan dengan pemberian nama, mungkin kita ingin
menciptakan mural tim, spanduk, atau logo, dengan menetapkan aturan yang sama. tiap anggota harus
berkontribusi, dan kelompok tersebut tidak boleh melanjutkan ke tahap
berikutnya tanpa kesepakatan. Guru bisa saja memfasilitasi proses ini dengan
memberikan kepada tiap anggota pulpen penanda dengan warna yang berbeda dan
mendorong terciptanya hasil karya yang terpadu dengan semua warna yang
mewakili. Tugas dapat diatur supaya tim lainnya dapat menilai seberapa baik
keterpaduan semua warna dari sisi makna dan karya seni keseluruhan.
4. Penggodokan
Ide Kelompok
Setiap tugas yang memiliki kemungkinan solusi
yang banyak bisa dirancang
untuk penggodokan ide kelompok. Instruksinya cukup dengan membuat semua anggota
kelompok mengumpulkan isi pikiran mereka bersama dan bisa mengeluarkan sebanyak
mungkin solusi yang benar dan menarik yang mereka bisa. Salah satu kegiatan
yang mengasyikkan adalah dengan menciptakan sebanyak mungkin syair dua kata.
Setelah
masing-masing kelompok menghabiskan waktu untuk penggodokan ide, mereka bisa
mendapatkan poin-poin untuk jumlah solusi yang benar, mereka boleh menilai
kreativitas dari masing-masing solusi terbaik kelompok, atau mereka boleh saja
aekedar berbagai hasil karya mereka yang kreatif.
F. IMPROVISASI
MODIFIKASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Setelah kita mendapatkan pengalaman pembelajaran
kooperatif, kita bisa mengadaptasi teknik-teknik untuk situasi dan kebutuhan
sendiri. Adapun prinsisp-prinsip untuk melakukan adaptasi ini adalah sebagai
berikut:
1.
Pastikan
kita menawarkan semacam penghargaan atau rekognisi untuk tim yang berhasil
dengan baik.
2.
Buatlah
agar tiap siswa bertanggung jawab atas kinerjanya masing-masing.
3.
Tentukanlah
sistem skor yang memberikan kesempatan kepada siswa dengan semua tingkat
kinerja untuk berkontribusi secara secara berarti kepada skor tim atau karya
tim.
G. MENYELESAIKAN
MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Menggunakan pembelajaran kooperatif mungkin ada beberapa
masalah yang dialami. Adapun solusi dari masalah-masalah ini adalah:
1.
Tidak
bisa berteman
Masalah
ini sering muncul pada minggu pertama atau kedua pembelajaran kooperatif. Karena
siswa berasal dari berbagai perbedaan, baik dari segi jenis kelamin,
etnik, dan kinerja akademik.
Solusi utama dari masalah ini adalah waktu. Beberapa
siswa akan merasa tidak suka pada teman satu tim mereka saat pertama kali
ditentukan, tetapi apabila mereka sudah mendapatkan skor tim mereka yang
pertama dan menyadari bahwa mereka benar-benar sebuah tim dan perlu bekerja
sama untuk bisa berhasil, mereka akan menemukan cara untuk bisa bersahabat.
Salah satu cara efektif untuk membuat
siswa bekerjasama dengan lebih baik adalah dengan memberikan penghargaan ekstra
kepada tim yang menjadi pemenang. Kadangkala siswa tidak akan peduli bagaimana
dan apa yang dilakukan oleh tim mereka atau teman satu timnya sampai mereka
tahu bahwa tim yang menang akan mendapatkan penyegaran, waktu bebas, dibebaskan
dari tes dan sebagainya. Guru juga bisa sesekali membuat siswa
bekerja berpsangan dalam tim mereka, saling berganti pasangan, untuk menekankan
kembali pentingnya usaha tim.
2.
Perilaku
yang salah
Salah satu cara untuk mendorong siswa supaya berprilaku
sesuai adalah dengan memberikan kepada setiap tim maksimal tiga poin tambahan tiap harinya yang
didasarkan pada perilaku tim, kekoopertifannya,dan usahanya.guru
bisa juga berjalan mengelilingi tim satu ke tim lain dan mengatakan bahwa apa
yang telah mereka lakukan memang benar.
3.
Kebisingan
Kebisingan merupakan masalah yang cenderung terjadi pada
sekolah-sekolah tertentu, tergantung pada kekedapan suara bangunan sekolah,
pengajaran, konstruksi bangunan yang tradisional atau sebaliknya terbuka, dan
sikap sekolah terhadap kebisingan.
Adapun solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan
membuat semua kegiatan berhenti, buatlah benar-benar menjadi tenang, lalu
bisikkan peringatan kepada siswa untuk berbicara pelan-pelan
saja.
Jika ini tidak berhasil, guru bisa membuat kriteria tingkat kebisingan tertentu
untuk mendapat ekstra poin tim.
4.
Siswa
tidak hadir
Ketidakhadiran siswa bisa menjadi masalah dalam kelas pembelajaran
kooperatif, karena para siiswa saling tergantung antara satu sama lain untuk
belajar bersama dan untuk mencari kontribusi poin kepada timnya. Solusinya
adalah apabila seorang siswa tidak bisa mengikuti sebuah turnaman atau kuis,
maka skor tim dibagi dengan jumlah siswa yang hadir, untuk mneghindari akibat
yang harus ditanggung tim tersebut karena ada anggotanya yang tidak hadir.
5.
Penggunaan
waktu latihan tim yang tidak efektif.
Apabila para siswa tidak bisa menggunakan waktu latihan
tim mereka secara efektif, kita bisa memasukkan struktur tertentu dalam
sesi-sesi latihan tim untuk memastikan bahwa mereka menggunakan waktunya dengan
efektif
6.
Tingkat
kinerja yang terlalu jauh rentangnya.
Mengatasi maslah ini, pertama pikirkan apa yang akan
dilakukan sebelum mulai menggunakan pembelajaran kooperatif. Apabila biasanya
menggunakan pengajaran untuk seluruh kelompok, maka kita bisa melakukan hal
yang sama dengan pembelajaran kooperatif, tetapi kita perlu meluangkan waktu
untuk bekerja bersama siswa dengan kinerja rendah untuk membantu mereka
mencapai tingkat seluruh siswa dalam kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Slavin Robert E.
2008. Teori,Riset,dan Praktek Cooperative Learning. Nusa Media:
Bandung.
Sharan, Shlomo. 2009. Handbook
of Cooperative Learning Inovasi Pengajaran dan Pembelajaran untuk memicu
Keberhasilan Siswa di Kelas . Yogyakarta : Imperium
Tidak ada komentar:
Posting Komentar