Laman

Minggu, 12 Mei 2013

MENGUAK MANFAAT TEORI BELAJAR BAGI PENDIDIK PROFESIONAL



MENGUAK MANFAAT TEORI BELAJAR
BAGI PENDIDIK PROFESIONAL


A.    Pendahuluan
Proses pendidikan merupakan hal yang sangat kompleks, yang didalamnya terlibat banyak unsur yang saling terkait, mulai dari guru, siswa, sarana, metode, strategi, media dan lain-lain.  Pendidikan bukan saja bicara tentang hasil, tapi lebih kompleks lagi, sebenarnya pendidikan berkaitan dengan bagaimana proses untuk mencapai hasil. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kretif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dari sini terlihat bahwa ada banyak tujuan yang ingin dicapai dengan berlangsungnya proses pendidikan yang diwujudkan dari pembelajaran di kelas.


Proses pembelajaran di kelas melibatkan guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar. Seiring dengan pesatnya perkembangan pendidikan, pendidikan Indonesia saat ini menginginkan pembelajaran yang menempatkan guru tidak lagi sepenuhnya sebagai sumber dari segala sumber belajar, namun guru diharapkan menjadi fasilitator bagi proses belajar siswa. Siswa tidak lagi mencawan akan apa yang disampaikan guru, tapi sebaliknya siswa sebagai individu aktif.
Siswa berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi kemampuan /intelegensi, suku/ras, agama,  kehidupan ekonomi dan social, latar belakang kelauarga, dan lain-lain. Perbedaan ini tidak seharusnya menjadi jurang perkembangan siswa di sekolah, namun sebaliknya perbedaan ini membutuhkan penanganan khusus dari guru baik secara klasikal, maupun individual. Guru diharapkan mampu menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif, yang memungkinkan siswa untuk bisa mengembangkan seluruh kemampuan/potensi  yang ada dalam dirinya, baik dari segi kemampuan intelegensi(IQ), emosional (EQ)siswa, dan spriritual (SQ) .
Guru sebagai seorang pemimpin kelas, yang memiliki hak prerogative untuk mengatur pembelajaran, memegang peran penting serta tugas dan tanggung jawab yang berat. Bukanlah perkara mudah untuk mengatur seseorang bertindak sesuai dengan yang kita inginkan, karena perbedaan yang kita miliki. Guru tidak bisa sepenuhnya mengarahkan siswa, mengelola kelas untuk bertindak sesuai dengan arahan guru. Ada siswa yang patuh, yang mau mengikuti petunjuk guru, dan sebaliknya ada beberapa siswa (yang mungkin dalam jumlah kecil dari anggota kelas) yang tidak mau mendengarkan/peduli dengan arahan guru dan tidak serius dalam belajar. Hal-hal semacam ini tentu menjadi masalah bagi guru. Karena itulah sesuai dengan amanah undang-undang, setiap guru hendaknya memiliki empat kompetensi, keempat kompetensi inilah yang akan menjadi modal bagi guru untuk mengelola dan melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Empat kompetensi tersebut adalah kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian dan kompetensi professional.
Penguasaan secara penuh empat kompetensi tersebut, bukanlah hal yang mudah, ini menuntut guru untuk terus berkembang dan belajar agar bisa menghadapi berbagai persoalan yang ditemui guru di lapangan, terutama bagi pendidik professional. Seorang pendidik professional diharapkan mampu menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif dan menjadi fasilitator yang baik bagi proses pembelajaran di sekolah.
Mengingat begitu banyaknya keanekaragaman pada siswa, baik dari latar belakang keluarga, social, ekonomi,motivasi, kemampuan/ intelgensi dan lain-lain, maka seorang guru memerlukan trik dan cara khusus untuk menghadapi dan membantu siswa belajar. Salah satunya adalah dengan mengetahui berbagai model, pendekatan dan teori-teori belajar. Maka pertanyaannya adalah apakah guru-guru kita saat ini, terutama guru dengan label pendidik professional, benar-benar sudah menguasai ini dalam melaksanakan pelajaran dan mendidik siswanya.
Masalah lain yang dihadapi guru saat ini adalah rendahnya minat belajar siswa, dan cara belajar siswa yang tidak serius, sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswayang terlihat  dari hasil ulangan harian dan ulangan semester siswa.  Dalam kelas yang terdiri atas siswa yang heterogen, ada siswa yang berkemampuan tinggi namun hasil belajarnya rendah. Hal ini salah satunya disebabkan oleh lingkungan disekitar yang tidak mendukung potensi siswa tersebut. Dan sebaliknya ada siswa dengan kemampuan sedang, namun  mendapatkan  nilai hasil belajar yang baik, karena motivasi belajar yang tinggi misalnya dengan kerajinan dalam belajar. Dan anak yang berkemampuan rendah, memiliki nilai hasil belajar yang  kurang baik. Berbagai perbedaan ini harus bisa disikapi guru dengan baik, sehingga perbedaan kemampuan ini tidak menjadi jurang kegagalan pendidikan di sekolah.
Guru sebagai pendidik professional perlu memikirkan bagaimana menghadapi siswa dengan pendekatan-pendekatan tertentu, sehingga dengan kemampuan yang dimilikinya, siswa dapat berkembang dengan baik dan optimal. Siswa yang berkemampuan rendah perlu perhatian lebih dari guru, agar tidak merasa rendah diri, dan terus memacu semangat belajar siswa. Namun jelas untuk mewujudkan semua ini tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Guru perlu usaha keras, memikirkan dan mencari solusi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan belajar siswanya. Seyogyanya pendidik professional dengan segala hak dan kewajibannya sebenarnya harus dibarengi dengan kualitas dan mutu output pendidikan.
Berdasarkan fenomena dan masalah – masalah ini, seorang pendidik professional seharusnya memiliki pengetahuan lebih tentang berbagai cara yang dapat membantu siswa belajar. Sesuai dengan perannnya sebagai fasilitator, seharusnya pendidik professional mengetahui dan memfasilitasi cara yang mempermudah siswa untuk belajar, salah satunya dengan memanfaatkan teori belajar.  Dengan mengetahui teori belajar diharapkan dapat membantu guru untuk mengembangkan potensi siswa, dan memberikan cara-cara yang tepat untuk mengatasi perbedaan / keanekaragaman kemampuan, sifat dan perilaku siswa dalam proses belajar. Oleh karena itu, mengingat begitu pentingnya teori belajar bagi guru dalam pembelajaran, maka penulis membuat makalah ini dengan judul  “ Menguak Manfaat Teori Belajar bagi Pendidik Profesional”







B.     Rumusan Masalah
Dari paparan diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah tentang pentingnya guru mengetahui tentang berbagai teori belajar karena ada banyak manfaat yang bisa diperoleh guru dari teori belajar. Hal ini berdasarkan atas berbagai persoalan yang terjadi di sekolah, diantaranya yaitu perlunya pembelajaran yang mengembangkan kemampuan siswa secara optimal, rendahnya minat dan motivasi belajar siswa, sulitnya pengelolaan kelas, perbedaan kemampuan siswa yang membutuhkan penanganan yang berbeda untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Berdasarkan dari berbagai persoalan yang terjadi, maka guru dalam hal ini seorang pendidik professional  perlu mencari solusi yang tepat, yang salah satunya dengan menguak manfaat teori belajar bagi pendidik professional.
C.  Pembahasan /Pemecahan Masalah

1.      Pengertian Teori Belajar
Secara umum belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif permanen, yang bukan hasil dari proses perkembangan atau pertumbuhan. Banyak ahli berpendapat perubahan tingkah laku yang diakibatkan proses perkembangan atau pendewasaan biasanya hanya bersifat temporary/sementara. Ada banyak definisi belajar yang dikemukan oleh para ahli pendidikan. Sebagaimana yang diungkapkan Gagne (1984) dalam Ratna Wilis  (2011: 2) belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.  
Selain itu menurut W.H. Burton dalam Moh. User (2007:5) “ learning is a change in the individual due to instruction of that individual and his environment , which feels a need and makes him more capable of dealing adequately with his environment”. Disini terdapat kata change yang berarti perubahan , yang berarti bahwa dengan proses belajar seseorang akan mengalami perubahan baik dari segi kemampuan, keterampilan dan sikap.
Dalam setiap proses belajar terjadi interaksi. Belajar dapat terjadi dengan adanya usaha dari manusia itu sendiri untuk mengalami proses belajarnya. Dari berbagai pandangan teori belajar diatas, maka dapat kita, simpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu  perubahan tingkah laku yang relatif permanen pada diri seseorang baik itu berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai akibat pengalaman. Teori adalah cara-cara atau metode yang digunakan untuk mempelajari atau meneliti sesuatu dalam sesuatu proses pembelajaran. Dengan begitu teori belajar adalah cara-cara yang digunakan untuk memperoleh perubahan tingkah laku seseorang yang relatif permanen, baik berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai akibat pengalaman.

2.      Teori – Teori Belajar
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, ada banyak perkembangan teori belajar yang berbeda. Teori belajar memegang peranan penting sebagai suatu ilmu / pendekatan yang harus dikuasai untuk melihat pendidikan dari segi psikologi, baik itu kognitif , efektif dan psikomotor. Para ahli pendidikan terus mengembangkan berbagai riset untuk melihat cara belajar, bagaimana belajar itu terjadi. Ada beberapa teori yang melihat cara belajar yang diujicobakan pada binatang, pada kehidupan manusia itu sendiri, dan lain-lain.  Dengan pendekatan dan gagasan yang berbeda pada masing-masingnya, sehingga melahirkan berbagai teori belajar, yang dapat menjadi pedoman bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran dan mengahdapi siswa dalam belajar.
            Diantara banyak teori belajar yang berkembang, secara umum dapat dikelompokan atas 4 , yaitu:
1.      Teori Belajar Behavioritik
Teori belajar behavioristik merupakan teori belajar yang berdasarkan atas perilaku. Teori belajar ini dikembangkan atas dasar perubahan perilaku individu yang diberikan stimulus tertentu. Riset pada teori ini umumnya dilakukan pada binatang. Binatang percobaan diberikan stimulus dan kemudian memperhatikan respon yang diberikan atas perbedaan perlakuan. Ada banyak tokoh pendidikan yang mengembangkan teori ini dan melakukan riset pada binatang. Beberapa contoh teori behavioristik ini adalah:
a.       Teori Koneksionisme dari Edward L. Thorndike
b.      Teori classical Conditioning dari Ivan Pavlov
c.       Teori Operant Conditioning dari B. F . Skinner, dan lain-lain


2.      Teori belajar Kognitif
Teori belajar kognitif bertujuan untuk mengkonstruksi prinsip-prinsip belajar secara  ilmiah yang diterapkan  ke situasi kelas dengan menghasilkan prosedur untuk mendapatkan hasil yang paling baik. Teori belajar kognitif menjelaskan bahwa belajar bukan sebatas Stimulus respon, melainkan bagaimana pengetahuan itu dipahami. Teori belajar kognitif menjelaskan tentang bagaimana orang belajar mencapai pemahaman atas dirinya dan lingkungan untuk mencapai tujuan atau disebut insight. Teori ini dikembangkan berdasarkan perilaku, cita-cita, cara-cara seseorang dan  bagaimana ia memahami diri dan lingkungannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan
3.      Teori Belajar Humanistik
Teori belajar humanistic, merupakan teori yang berbeda dengan teori behaviorisme yang melakukan berbagai percobaan tentang belajar pada binatang. Teori ini dikembangkan atas asumsi bahwa manusia berbeda dengan binatang, binatang bisa saja dapat memberi respon berdasarkan stimulus yang diberikan. Tapi beda hal nya dengan manusia, belajar tidak sebatas itu, karena manusia punya akal dan pikiran yang ikut mempengaruhi proses belajarnya.  Karena setiap informasi akan diproses di otak dan manusia menentukan tindakan/respon apa yang akan ia tempilkan berdasarkan pemahaman dan keinginannya. Setiap manuasia punya IQ, EQ, dan SQ. Inilah yang akan mengontrol tindakan manusia, manusia tidak bisa diatur begitu saja. Dari teori ini maka lahir beberapa teori yang mendukung teori iniu, yaitu:
4.      Teori Konstruktivistik
Tonstruktivistik menekankan agar individu secara aktif menyusun dan membangun pengetahuan dan pemahaman. Konstruktivisme dikembang luas oleh Jean Piaget, ia dikenal sebagai seorang psikolog yang pada akhirnya lebih tertarik pada filsafat konstruktivisme dalam proses belajar teori Konstruktivisme.

Untuk menerapkan teori belajar, ada beberapa hal yang harus diketahui dalam teori belajar :
1.      Konsep dasar teori belajar tersebut, beserta ciri dan prasyarat yang melingkupinya
2.      Bagaimana sikap dan peran guru dalam proses pembelajaran apabila teori tersebut diterapkan
3.      Factor-faktor lingkungan (fasilitas, alat, sarana) apa yang perlu diupayakan untuk mendorong proses pembelajaran
4.      Tahapan apa yang harus dilakukan guru untuk melaksanakan proses pembelajaran
5.      Apa yang harus dilakukan siswa dalam proses belajarnya.
  1. Pendidik Profesional
Guru sebagai seseorang yang disebut pendidik di sekolah memiliki tugas dan tanggung jawab yang berat untuk membimbing dan mendidik siswa. Sesuai dengan Bab 1 Pasal 1, Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, yang dikatakan sebagai  Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Dari penjelasan ini kita ketahui bahwa guru disebut sebagai professional. Menurut Pasal 1 (4) Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Kata–kata professional mengandung makna yang mendalam. Sebagaimana yang diungkapkan Nana Sudjana dalam M.Uzer (2007 : 14), pekerjaan professional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan mereka yang dipersiapkan khusus untuk itu, bukan pekerjaan yang dilakukan karena tidak memperoleh pekerjaan lain. Dengan begitu guru professional adalah seseorang yang mememiliki pengetahuan, kemampuan dan keahlian khusus dalam bidangnya, sehingga ia dapat menjalankan tugas dan fungsinya untuk membantu proses belajar siswa dengan kemampuann yang semaksimal mungkin.
Namun kita menyadari untuk menyandang gelar sebagai pendidik professional perlu proses yang cukup panjang, karena pendidik professional memiliki  ciri dan karakteristik tersendiri. Sebagaimana yang diungkapkan Sudarwan Danim (2011:106)
 ada beberapa ciri-ciri guru professional, yaitu :
1.      Memiliki kemampuan intelektual yang diperoleh melalui pendidikan
2.      Memiliki pengetahuan spesialisasi
3.      Menjadi anggota organisasi profesi
4.      Memiliki pengetahuan praktis yang dapat digunakan langsung oleh orang lain
5.      Memiliki teknik kerja yang dapat dikomunikasikan
6.      Memiliki kapasitas mengorganisasikan kerja secara mandiri atau self organization
7.      Mementingkan kepentingan orang lain
8.      Memiliki kode etik
9.      Memiliki sanksi dan tanggung jawab komunitas
10.  Mempunyai sistem upah/ standar gaji
11.  Budaya professional
12.  Melaksanakan pertemun professional tahunan
Selain ciri-ciri diatas, Bedjo Sujanto (2007: 90) juga mengatakan bahwa seorang guru professional harus memiliki karakteristik tertentu yaitu:
a.         Guru selalu membuat perencanaan mengajar yang konkret dan rinci yang digunakan sebagai perdoman dalam pembelajaran
b.         Guru berusaha menempatkan siswa sebagai subjek belajar, guru sebagai pelayan, fasilitator dan mitra siswa agar siswa dapat mengalami proses belajar bermakna
c.         Guru dapat bersikap kritis, teguh dalam membela kebenaran dan bersifat inovatif.
d.        Guru juga bersikap dinamis dalam mengubah pola pembelajaran (peran siswa, peran guru dan gaya mengajar)
e.         Guru berani meyakinkan pihak lain (kepala sekolah, orangtua dan masyarakat) tentang rancangan inovasi yang akan dilakukan, dengan argumentasi yang logis dan kritis.
f.          Guru harus kreatif membangun dan menghasilkan karya pendidikan seperti : tulisan ilmiah, alat bantu pembelajaran, menganalisis bahan ajar, organisasi kelas, dan lain-lain.
Dari penjelasan  di atas, kita ketahui bahwa berarti tidak semua orang bisa disebut guru, dan tidak semua guru bisa disebut sebagai guru professional. Di negara kita saat ini, untuk menjadi seorang guru profesional dibutuhkan proses yang panjang, diantaranya  telah mengikuti pelatihan dan telah disertifikasi. Seorang guru dikatakan professional setelah adanya pengakuan sertifikasi dari lembaga pendidikan. Program sertifikadi guru dan dosen yang dicanangkan pemerintah, memberikan penghargaan terhadap profesi guru, berupa tunjangan sebesar gaji pokok. Penghargaan ini tentu harus dibarengi dengan mutu dan kemampuan seorang pendidik professional untuk mengelola proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pedidikan. Program sertifikasi yang harus dilalui guru dengan seleksi yang ketat, membuat guru harus menyiapkan diri untuk betul-betul memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk mengembangkan proses pembelajaran.
Namun kita menyadari, keprofesionalan seorang pendidik bukan saja terletak pada gelar sertifikasi yang disandangnya. Tapi lebih dari itu seorang pendidik professional dibuktikan dengan kinerja yang baik dalam mengelola proses pembelajaran dan menghasilkan output/lulusan yang berkualitas. Gelar pendidik/guru professional yang diperoleh dari program sertifikasi tidak lagi menjadi jaminan untuk keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Masih banyak guru yang tidak dapat menjalankan peran nya sebagai seorang yang professional dalam profesinya.  Hal ini perlu  menjadi perhatian guru, untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Guru perlu mengevaluasi kekurangan proses pembelajaran, dan mencari solusi yang tepat.
Salah satu solusi yang bisa digunakan guru adalah dengan mengkaji lebih dalam tentang berbagai teori belajar. Dengan mempelajari berbagai teori belajar yang ada diharapkan ini bisa membantu guru untuk memfasilitasi siswa belajar dengan lebih baik dan menggali berbagi manfaat yang dapat diperoleh dari teori belajar tersebut. Seorang guru yang profesional diharapkan dapat mengoptimalkan proses pembelajaran dengan banyak cara, salah satunya menganalisis semua teori-teori belajar yang ada menerapkannnya dalam proses pembelajaran.
4.        Manfaat Teori Belajar Bagi Pendidik Profesional
Guru sebagai seorang yang professional di bidang pendidikan, diharapkan dapat menguasai berbagai teori belajar yang ada. Hal ini dimaksudkan untuk membantu guru mencari cara terbaik untuk membantu siswa belajar. Sebagaimana yanga kita ketahui ada banyak perbedaan pada diri masing-masing siswa. Sebuah kelas yang terdiri atas siswa yang heterogen dengan berbagai keanekaragaman, baik dari latar belakang keluarga, sosial, ekonomi, kemampuan dan lain-lain. Akan sangat sulit untuk mengelola dan mengarahkan sekian anak untuk belajar di dalam sebuah kelas, jika masing-masingnya mengemukakan keinginannya. Namun guru dituntut untuk bisa mengelola kelas baik secara klasikal maupun individual.
Tidak saja dalam hal pengelolaan kelas, banyaknya perbedaan keanekaragaman kemampuan siswa dalam kelas, juga menmpengarui motivasi belajar siswa. Ada siswa yang semangat dan serius dalam belajar dan ada siswa yang cuek dan tidak peduli /tidak serius mengikuti proses belajarnya. Tidak saja berhubungan dengan bagaimana proes pembelajran itu berlangsung, pembelajaran juga diharapkan membentuk karakter dan kepribadian yang baik sebagai hasil belajar.
Proses belajar tidak saja bermuara pada hasil belajar berupa angka, namun juga dari segi afeksi  dan psikomotornya, yaitu dalam bentuk perubahan pola perilaku/kepribadian yang  ditanamkan melalui pembentukkan karakter yang baik bagi diri siswa. Dan secara psikomotor, dengan belajar diharapkan siswa dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan. Disinilah dibutuhkan sosok dan peran seorang pendidik professional. Pendidik professional seharusnya bisa mengatasi berbagai persoalan di kelas dan mencari solusi yang terbaik, mengembangkan kemampuan siswa, membina dan membentuk karakter siswa serta melatih psikomotr siswa. Untuk dapat mencapai dan mewujudkan ini semua pendidik professional dapat memanfaatkan berbagai teori belajar yang ada.
Sesuai dengan empat kompetensi yang wajib dimiliki seorang guru professional yaitu kompetensi pedagogic, kepribadian, social dan professional. Dari keempat kompetensi ini menggambarkan bahwa pendidik professional perlu menguasai teori belajar, sebagai salah satu bentuk kompetensinya. Sebagaimana yang diungkapkan Wina Sanjaya (2009) salah satu point kompetensi profesional guru adalah          pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori belajar dan lain-lain. Selain sebagai salah satu kompetensi professional yang harus dikuasai guru, pentingnya teori belajar juga menjadi salah satu poin dalam kompetensi pedagogic guru.  Penerapan beberapa teori belajar dapat memberikan banyak manfaat, baik itu bagi guru, bagi siswa dan bagi proses pembelajaran. Berikut manfaat teori belajar bagi guru professional :
1.    Sebagai pedoman/landasan bagi guru untuk melaksanakan proses pembelajaran
Pemanfaatan berbagai teori belajar bisa menjadi pedoman bagi guru untuk menentukan arah pembelajaran. Ini dilakukan untuk mengembangkan seluruh potensi siswa dan menjadi pedoman guru untuk melaksanakan pembelajran sesuai dengan karakteristik peserta didiknya. Mencari starategi pengajaran yang tepat serta memilih hal-hal yang bisa membantu mengembangkan proses pembelajaran.
2.    Membantu guru memahami bagaimana siswa belajar
Sebuah kelas terdiri dari beragam siswa, masing-masing siswa dengan kemampuan dan motivasi yang berbeda tentu memiliki cara belajar yang berbeda pula. Guru dapat mengetahui dan membantu siswa belajar dengan memanfaatkan teori belajar. Pemanfaatan teori belajar ini akan memberikan gambaran bagi guru untuk memilih teori belajar sesuai dengan keadaan perbedaan kemampuan si anak. Teori belajar akan membantu guru untuk memahami bagaimana anak belajar. Anak anak belajar dengan penguatan, dengan pengalaman, melalui kondisi dan latihan, dan lain-lain. Dengan menguasai berbagai teori belajar akan membantu guru menentukan sikap/tindakan yang tepat untuk membantu siswa belajar.

3.    Membantu guru untuk mewujudkan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.
Perbedaan kemampuan, keadaan dan sikap siswa bisa saja menjadi masalah dalam belajar, namun sebaliknya semua itu harus mendapatkan penanganan yang baik dari guru, agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Jika guru telah memahami bagimana siswanya belajar, maka ia sudah bisa menentukan bimbingan apa yang bisa ia lakukan untuk siswanya, sehingga ini akan menambah keefektifan proses pembelajaran. Tindakan guru yang tepat akan lebih menghemat waktu, sehingga siswa bisa belajar sesuai dengan tujuannya tanpa membuang waktu, tenaga dan biaya, sehingga mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
4.    Membantu guru untuk merancang dan merencanakan proses pembelajaran
Pemanfaatan teori belajar tidak saja membantu siswa belajar, namun juga membantu guru untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan perbedaan kemampuan dan keanekaragaaman anak didiknya. Memilih metode, starategi, media yang tepat untuk menyampaikan informasi dalam proses belajar pada anak didiknya.
5.    Menjadi panduan guru dalam mengelola kelas
Pengelolaan kelas yang baik tergantung pada kemampuan pendidik professional untuk mengarahkan siswa untuk mengikuti arahnnya. Dengan memanfaatkan berbagai teori belajar sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa, ini bisa menjadi panduan guru dalam mengelola kelas, karena guru sudah mengetahui detail, bagaimana pribadi, sikap dan kemampuan siswa. Guru bisa memilih tindakan yang cocok untuk membimbing siswa, sehingga mempermudah guru mengelola kelas.
6.    Membantu guru mengevaluasi/ menilai proses pembelajaran, sikap guru serta hasil belajar yang telah dicapai
Setiap proses pembelajaran tidak pernah luput dari kekurangan. Pendidik professional juga memiliki berbagai keterbatasan dalam melakukan proses pembelajaran, karena itu perlu diadakan evaluasi. Evaluasi ini dillakukan untuk melihat sejauh mana ketercapaian dan keberhasilan tujuan pembelajaran yang telah dicapai. Hasilnnya dapat menjadi pedoman untuk prmbelajaran yang berikutnya serta menjadi ajang perbaikan. Tidak saja dari segi hasil belajar, pemanfaatan teori belajar juga membantu guru untuk menilai diri/introspeksi diri, tindakan apa yang sudah dilakukan dengan baik, dan tindaakan apa pula yang mungkin perlu diperbaiki guru di waktu mendatang.
7.    Membantu guru memberikan dukungan dan bantuan pada siswa agar siswa dapat mencapai prestasi optimal dan kesuksesan belajar
Perbedaan kemampuan dan kepribadian siswa tentu membutuhkan penanganan yang berbeda. Dengan pemanfaatan teori belajar, guru bisa menilai bagaimana siswanya belajar, sehingga ini mempermudah guru untuk memberikan arahan dan bantuan serta masukan bagi siswanya untuk terus mengembangkan potensi yang ada, mencapai prestasi yang diinginkan. Guru tiada henti memberikan dukungan, semangat serta memotivasi siswa agar biasa mencapai kesuksesan belajarnya.
8.    Membantu guru membangun karakter pada diri siswa
Pada dasarnya setiap siswa adalah individu yang baik, namun lingkungan dan bagaimana ia menjalani kehidupannya ikut serta memberikan pengaruh untuk pembentukan karakter seseorang. Dengan memanfaatkan teori belajar yang ada, ini dapat membantu guru untuk terus menanamkan karakter diri yang baik bagi siswa. Dengan membantu proses belajarnya, guru bisa menanamkan nilai-nilai, malalui reward, penguatan dan lain-lain.

Ada beberapa manfaat lain yang bisa diperoleh dengan pemanfaatan teori belajar, yaitu:
1.    Sebagai Landasan dalam penerapan materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian.
2.    Memberi dorongan kepada siswa agar menjadi manusia yang bebas tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma dan etika yang ada.
3.    Dapat mengindentifikasikan keberhasilan aplikasi teori
4.    Mengetahui berbagai macam perilaku atau ciri-ciri siswa dan menemukan cara-cara untuk menyikapinya.
5.    Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan dinamis.
6.    Membantu menyalurkan dan mengoptimalkan potensi masing-masing siswa
Dengan mengetahui sekian banyak manfaat dari penerapan teori belajar maka ini bisa menjadi solusi bagi guru dalam menghadapi setiap persoalan dalam pembelajaran. Dengan adanya teori belajar dan pembelajaran guru bisa memanfaatkan teori belajar dan pembelajaran untuk menjadi guru yang professional dalam merumuskan tujuan pembelajaran yang tepat, memilih strategi yang sesuai, memberikan bimbingan atau konseling, memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik, menciptakan iklim belajar yang kondusif, berinteraksi dengan siswa secara tepat dan memberi penilaian secara adil terhadap hasil pembelajaran.


D.  Kesimpulan dan Saran
1.      Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Teori belajar merupakan cara cara-cara yang digunakan untuk memperoleh perubahan tingkah laku seseorang yang relatif permanen, baik berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai akibat pengalaman.
2.      Ada 4 jenis teori belajar, yaitu:
a.       Teori belajar Behavioristik
b.      Teori Belajar Kognitif
c.       Teori Belajar Humanistik
d.      Teori belajar Konstruktivistik
3.      guru professional adalah seseorang yang mememiliki pengetahuan, kemampuan dan keahlian khusus dalam bidangnya, sehingga ia dapat menjalankan tugas dan fungsinya untuk membantu proses belajar siswa dengan kemampuann yang semaksimal mungkin.
4.      Manfaat Teori belajar bagi guru untuk mengembangkan proses pembelajaran adalah:
a.       Sebagai pedoman/landasan bagi guru untuk melaksanakan proses pembelajaran
b.      Membantu guru memahami bagaimana siswa belajar
c.       Membantu guru untuk mewujudkan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.
d.      Membantu guru untuk merancang dan merencanakan proses pembelajaran
e.       Menjadi panduan guru dalam mengelola kelas
f.       Membantu guru mengevaluasi/ menilai proses pembelajaran, sikap guru serta hasil belajar yang telah dicapai
g.      Membantu guru memberikan dukungan dan bantuan pada siswa agar siswa dapat mencapai prestasi optimal dan kesuksesan belajar
h.      Membantu guru membangun karakter pada diri siswa

2.      Saran
Berdasarkan penjelasan di atas, maka ada beberapa saran yang dapat penulis sampaikan yaitu:
1.      Mempelajari berbagai teori belajar dapat memeberi banyak manfaat bagi guru ataupun pendidik professional
2.      Setiap pendidik professional diharapkan dapat mempelajari dan menerapkan berbagai teori belajar yang ada, karena dengan penerapan teori belajar ada banyak sekali manfaat yang kita peroleh untuk mendukung pelaksanaan pembeljaran
3.      Pendidik professional dapat menerapkan teori belajar yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi materi pelajaran yang diajarkan
4.      Ini adalah suatu hal yang bermanfaat untuk guru, siswa dan sekolah.





DAFTAR  PUSTAKA


Bedjo Sujanto. 2007. Guru Indonesia dan Perubahan Kurikulum Mengorek Kegelisahan Guru. Jakarta : Sagung Seto
Masnur Muslich. 2007. Sertifikasi Guru menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta : Bumi Aksara

Moh. Uzer Usman. 2007.Menjasi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Ratna Wilis Dahar .2011.  Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga
Sudarwan Danim. 2011. Pengembangan Profesi Guru dari Pra Jabatan, Induksi, ke Profesional Madani. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Wina Sanjaya , 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikn . Jakarta: Kencana prenada media group.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar