MENGUAK MANFAAT TEORI BELAJAR
BAGI PENDIDIK PROFESIONAL
A.
Pendahuluan
Proses
pendidikan merupakan hal yang sangat kompleks, yang didalamnya terlibat banyak
unsur yang saling terkait, mulai dari guru, siswa, sarana, metode, strategi,
media dan lain-lain. Pendidikan bukan
saja bicara tentang hasil, tapi lebih kompleks lagi, sebenarnya pendidikan
berkaitan dengan bagaimana proses untuk mencapai hasil. Sebagaimana yang
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kretif, mandiri dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dari sini terlihat bahwa
ada banyak tujuan yang ingin dicapai dengan berlangsungnya proses pendidikan
yang diwujudkan dari pembelajaran di kelas.
Proses
pembelajaran di kelas melibatkan guru sebagai pengajar dan siswa sebagai
pelajar. Seiring dengan pesatnya perkembangan pendidikan, pendidikan Indonesia
saat ini menginginkan pembelajaran yang menempatkan guru tidak lagi sepenuhnya
sebagai sumber dari segala sumber belajar, namun guru diharapkan menjadi
fasilitator bagi proses belajar siswa. Siswa tidak lagi mencawan akan apa yang
disampaikan guru, tapi sebaliknya siswa sebagai individu aktif.
Siswa
berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi kemampuan
/intelegensi, suku/ras, agama, kehidupan
ekonomi dan social, latar belakang kelauarga, dan lain-lain. Perbedaan ini
tidak seharusnya menjadi jurang perkembangan siswa di sekolah, namun sebaliknya
perbedaan ini membutuhkan penanganan khusus dari guru baik secara klasikal,
maupun individual. Guru diharapkan mampu menciptakan kondisi lingkungan belajar
yang kondusif, yang memungkinkan siswa untuk bisa mengembangkan seluruh
kemampuan/potensi yang ada dalam dirinya,
baik dari segi kemampuan intelegensi(IQ), emosional (EQ)siswa, dan spriritual (SQ)
.
Guru sebagai seorang
pemimpin kelas, yang memiliki hak prerogative untuk mengatur pembelajaran,
memegang peran penting serta tugas dan tanggung jawab yang berat. Bukanlah
perkara mudah untuk mengatur seseorang bertindak sesuai dengan yang kita
inginkan, karena perbedaan yang kita miliki. Guru tidak bisa sepenuhnya
mengarahkan siswa, mengelola kelas untuk bertindak sesuai dengan arahan guru.
Ada siswa yang patuh, yang mau mengikuti petunjuk guru, dan sebaliknya ada
beberapa siswa (yang mungkin dalam jumlah kecil dari anggota kelas) yang tidak
mau mendengarkan/peduli dengan arahan guru dan tidak serius dalam belajar.
Hal-hal semacam ini tentu menjadi masalah bagi guru. Karena itulah sesuai
dengan amanah undang-undang, setiap guru hendaknya memiliki empat kompetensi,
keempat kompetensi inilah yang akan menjadi modal bagi guru untuk mengelola dan
melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Empat kompetensi tersebut adalah
kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian dan kompetensi
professional.
Penguasaan
secara penuh empat kompetensi tersebut, bukanlah hal yang mudah, ini menuntut
guru untuk terus berkembang dan belajar agar bisa menghadapi berbagai persoalan
yang ditemui guru di lapangan, terutama bagi pendidik professional. Seorang
pendidik professional diharapkan mampu menciptakan lingkungan pembelajaran yang
efektif dan menjadi fasilitator yang baik bagi proses pembelajaran di sekolah.
Mengingat
begitu banyaknya keanekaragaman pada siswa, baik dari latar belakang keluarga,
social, ekonomi,motivasi, kemampuan/ intelgensi dan lain-lain, maka seorang
guru memerlukan trik dan cara khusus untuk menghadapi dan membantu siswa
belajar. Salah satunya adalah dengan mengetahui berbagai model, pendekatan dan
teori-teori belajar. Maka pertanyaannya adalah apakah guru-guru kita saat ini,
terutama guru dengan label pendidik professional, benar-benar sudah menguasai
ini dalam melaksanakan pelajaran dan mendidik siswanya.
Masalah
lain yang dihadapi guru saat ini adalah rendahnya minat belajar siswa, dan cara
belajar siswa yang tidak serius, sehingga berdampak pada rendahnya hasil
belajar siswayang terlihat dari hasil
ulangan harian dan ulangan semester siswa. Dalam kelas yang terdiri atas siswa yang
heterogen, ada siswa yang berkemampuan tinggi namun hasil belajarnya rendah.
Hal ini salah satunya disebabkan oleh lingkungan disekitar yang tidak mendukung
potensi siswa tersebut. Dan sebaliknya ada siswa dengan kemampuan sedang,
namun mendapatkan nilai hasil belajar yang baik, karena
motivasi belajar yang tinggi misalnya dengan kerajinan dalam belajar. Dan anak
yang berkemampuan rendah, memiliki nilai hasil belajar yang kurang baik. Berbagai perbedaan ini harus
bisa disikapi guru dengan baik, sehingga perbedaan kemampuan ini tidak menjadi
jurang kegagalan pendidikan di sekolah.
Guru
sebagai pendidik professional perlu memikirkan bagaimana menghadapi siswa
dengan pendekatan-pendekatan tertentu, sehingga dengan kemampuan yang
dimilikinya, siswa dapat berkembang dengan baik dan optimal. Siswa yang
berkemampuan rendah perlu perhatian lebih dari guru, agar tidak merasa rendah diri,
dan terus memacu semangat belajar siswa. Namun jelas untuk mewujudkan semua ini
tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Guru perlu usaha keras, memikirkan
dan mencari solusi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan belajar siswanya. Seyogyanya
pendidik professional dengan segala hak dan kewajibannya sebenarnya harus
dibarengi dengan kualitas dan mutu output pendidikan.
Berdasarkan
fenomena dan masalah – masalah ini, seorang pendidik professional seharusnya
memiliki pengetahuan lebih tentang berbagai cara yang dapat membantu siswa
belajar. Sesuai dengan perannnya sebagai fasilitator, seharusnya pendidik
professional mengetahui dan memfasilitasi cara yang mempermudah siswa untuk belajar,
salah satunya dengan memanfaatkan teori belajar. Dengan mengetahui teori belajar diharapkan
dapat membantu guru untuk mengembangkan potensi siswa, dan memberikan cara-cara
yang tepat untuk mengatasi perbedaan / keanekaragaman kemampuan, sifat dan
perilaku siswa dalam proses belajar. Oleh karena itu, mengingat begitu
pentingnya teori belajar bagi guru dalam pembelajaran, maka penulis membuat
makalah ini dengan judul “ Menguak
Manfaat Teori Belajar bagi Pendidik Profesional”
B.
Rumusan
Masalah
Dari
paparan diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah tentang
pentingnya guru mengetahui tentang berbagai teori belajar karena ada banyak
manfaat yang bisa diperoleh guru dari teori belajar. Hal ini berdasarkan atas
berbagai persoalan yang terjadi di sekolah, diantaranya yaitu perlunya
pembelajaran yang mengembangkan kemampuan siswa secara optimal, rendahnya minat
dan motivasi belajar siswa, sulitnya pengelolaan kelas, perbedaan kemampuan
siswa yang membutuhkan penanganan yang berbeda untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Berdasarkan dari berbagai persoalan yang terjadi,
maka guru dalam hal ini seorang pendidik professional perlu mencari solusi yang tepat, yang salah
satunya dengan menguak manfaat teori belajar bagi pendidik professional.
C. Pembahasan /Pemecahan Masalah
1.
Pengertian
Teori Belajar
Secara
umum belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif permanen,
yang bukan hasil dari proses perkembangan atau pertumbuhan. Banyak ahli
berpendapat perubahan tingkah laku yang diakibatkan proses perkembangan atau pendewasaan
biasanya hanya bersifat temporary/sementara. Ada banyak definisi belajar yang
dikemukan oleh para ahli pendidikan. Sebagaimana yang diungkapkan Gagne (1984) dalam
Ratna Wilis (2011: 2) belajar adalah suatu
proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
Selain
itu menurut W.H. Burton dalam Moh. User (2007:5) “ learning is a change in the individual due to instruction of that
individual and his environment , which feels a need and makes him more capable
of dealing adequately with his environment”. Disini terdapat kata change
yang berarti perubahan , yang berarti bahwa dengan proses belajar seseorang
akan mengalami perubahan baik dari segi kemampuan, keterampilan dan sikap.
Dalam
setiap proses belajar terjadi interaksi. Belajar dapat terjadi dengan adanya
usaha dari manusia itu sendiri untuk mengalami proses belajarnya. Dari berbagai
pandangan teori belajar diatas, maka dapat kita, simpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang relatif
permanen pada diri seseorang baik itu berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap
sebagai akibat pengalaman. Teori adalah cara-cara atau metode yang digunakan
untuk mempelajari atau meneliti sesuatu dalam sesuatu proses
pembelajaran. Dengan begitu teori belajar adalah cara-cara yang digunakan untuk
memperoleh perubahan tingkah laku seseorang yang relatif permanen, baik berupa
pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai akibat pengalaman.
2.
Teori
– Teori Belajar
Seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, ada banyak perkembangan teori belajar
yang berbeda. Teori belajar memegang peranan penting sebagai suatu ilmu /
pendekatan yang harus dikuasai untuk melihat pendidikan dari segi psikologi,
baik itu kognitif , efektif dan psikomotor. Para ahli pendidikan terus
mengembangkan berbagai riset untuk melihat cara belajar, bagaimana belajar itu
terjadi. Ada beberapa teori yang melihat cara belajar yang diujicobakan pada
binatang, pada kehidupan manusia itu sendiri, dan lain-lain. Dengan pendekatan dan gagasan yang berbeda pada
masing-masingnya, sehingga melahirkan berbagai teori belajar, yang dapat
menjadi pedoman bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran dan mengahdapi siswa
dalam belajar.
Diantara banyak teori belajar yang
berkembang, secara umum dapat dikelompokan atas 4 , yaitu:
1. Teori
Belajar Behavioritik
Teori belajar behavioristik
merupakan teori belajar yang berdasarkan atas perilaku. Teori belajar ini
dikembangkan atas dasar perubahan perilaku individu yang diberikan stimulus
tertentu. Riset pada teori ini umumnya dilakukan pada binatang. Binatang percobaan
diberikan stimulus dan kemudian memperhatikan respon yang diberikan atas
perbedaan perlakuan. Ada banyak tokoh pendidikan yang mengembangkan teori ini
dan melakukan riset pada binatang. Beberapa contoh teori behavioristik ini
adalah:
a. Teori
Koneksionisme dari Edward L. Thorndike
b. Teori
classical Conditioning dari Ivan Pavlov
c. Teori
Operant Conditioning dari B. F . Skinner, dan lain-lain
2. Teori
belajar Kognitif
Teori belajar
kognitif bertujuan untuk mengkonstruksi prinsip-prinsip belajar secara ilmiah yang diterapkan ke situasi kelas dengan menghasilkan prosedur
untuk mendapatkan hasil yang paling baik. Teori belajar kognitif menjelaskan
bahwa belajar bukan sebatas Stimulus respon, melainkan bagaimana pengetahuan
itu dipahami. Teori belajar kognitif menjelaskan tentang bagaimana orang
belajar mencapai pemahaman atas dirinya dan lingkungan untuk mencapai tujuan
atau disebut insight. Teori ini dikembangkan berdasarkan perilaku, cita-cita,
cara-cara seseorang dan bagaimana ia
memahami diri dan lingkungannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan
3. Teori
Belajar Humanistik
Teori belajar
humanistic, merupakan teori yang berbeda dengan teori behaviorisme yang
melakukan berbagai percobaan tentang belajar pada binatang. Teori ini
dikembangkan atas asumsi bahwa manusia berbeda dengan binatang, binatang bisa
saja dapat memberi respon berdasarkan stimulus yang diberikan. Tapi beda hal
nya dengan manusia, belajar tidak sebatas itu, karena manusia punya akal dan pikiran
yang ikut mempengaruhi proses belajarnya. Karena setiap informasi akan diproses di otak
dan manusia menentukan tindakan/respon apa yang akan ia tempilkan berdasarkan
pemahaman dan keinginannya. Setiap manuasia punya IQ, EQ, dan SQ. Inilah yang
akan mengontrol tindakan manusia, manusia tidak bisa diatur begitu saja. Dari
teori ini maka lahir beberapa teori yang mendukung teori iniu, yaitu:
4. Teori
Konstruktivistik
Tonstruktivistik
menekankan agar individu secara aktif menyusun dan membangun pengetahuan dan
pemahaman. Konstruktivisme dikembang luas oleh Jean Piaget, ia dikenal sebagai
seorang psikolog yang pada akhirnya lebih tertarik pada filsafat
konstruktivisme dalam proses belajar teori Konstruktivisme.
Untuk menerapkan teori belajar, ada
beberapa hal yang harus diketahui dalam teori belajar :
1. Konsep
dasar teori belajar tersebut, beserta ciri dan prasyarat yang melingkupinya
2. Bagaimana
sikap dan peran guru dalam proses pembelajaran apabila teori tersebut
diterapkan
3. Factor-faktor
lingkungan (fasilitas, alat, sarana) apa yang perlu diupayakan untuk mendorong
proses pembelajaran
4. Tahapan
apa yang harus dilakukan guru untuk melaksanakan proses pembelajaran
5. Apa
yang harus dilakukan siswa dalam proses belajarnya.
- Pendidik Profesional
Guru
sebagai seseorang yang disebut pendidik di sekolah memiliki tugas dan tanggung
jawab yang berat untuk membimbing dan mendidik siswa. Sesuai dengan Bab 1 Pasal
1, Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, yang dikatakan
sebagai Guru adalah pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Dari
penjelasan ini kita ketahui bahwa guru disebut sebagai professional. Menurut
Pasal 1 (4) Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 profesional adalah pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi
standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Kata–kata
professional mengandung makna yang mendalam. Sebagaimana yang diungkapkan Nana
Sudjana dalam M.Uzer (2007 : 14), pekerjaan professional adalah pekerjaan yang
hanya dapat dilakukan mereka yang dipersiapkan khusus untuk itu, bukan
pekerjaan yang dilakukan karena tidak memperoleh pekerjaan lain. Dengan begitu
guru professional adalah seseorang yang mememiliki pengetahuan, kemampuan dan
keahlian khusus dalam bidangnya, sehingga ia dapat menjalankan tugas dan
fungsinya untuk membantu proses belajar siswa dengan kemampuann yang semaksimal
mungkin.
Namun
kita menyadari untuk menyandang gelar sebagai pendidik professional perlu
proses yang cukup panjang, karena pendidik professional memiliki ciri dan karakteristik tersendiri. Sebagaimana
yang diungkapkan Sudarwan Danim (2011:106)
ada beberapa ciri-ciri guru professional,
yaitu :
1. Memiliki
kemampuan intelektual yang diperoleh melalui pendidikan
2. Memiliki
pengetahuan spesialisasi
3. Menjadi
anggota organisasi profesi
4. Memiliki
pengetahuan praktis yang dapat digunakan langsung oleh orang lain
5. Memiliki
teknik kerja yang dapat dikomunikasikan
6. Memiliki
kapasitas mengorganisasikan kerja secara mandiri atau self organization
7. Mementingkan
kepentingan orang lain
8. Memiliki
kode etik
9. Memiliki
sanksi dan tanggung jawab komunitas
10. Mempunyai
sistem upah/ standar gaji
11. Budaya
professional
12. Melaksanakan
pertemun professional tahunan
Selain
ciri-ciri diatas, Bedjo Sujanto (2007: 90) juga mengatakan bahwa seorang guru
professional harus memiliki karakteristik tertentu yaitu:
a.
Guru selalu membuat perencanaan
mengajar yang konkret dan rinci yang digunakan sebagai perdoman dalam
pembelajaran
b.
Guru berusaha
menempatkan siswa sebagai subjek belajar, guru sebagai pelayan, fasilitator dan
mitra siswa agar siswa dapat mengalami proses belajar bermakna
c.
Guru dapat bersikap
kritis, teguh dalam membela kebenaran dan bersifat inovatif.
d.
Guru juga bersikap
dinamis dalam mengubah pola pembelajaran (peran siswa, peran guru dan gaya
mengajar)
e.
Guru berani meyakinkan
pihak lain (kepala sekolah, orangtua dan masyarakat) tentang rancangan inovasi
yang akan dilakukan, dengan argumentasi yang logis dan kritis.
f.
Guru harus kreatif
membangun dan menghasilkan karya pendidikan seperti : tulisan ilmiah, alat
bantu pembelajaran, menganalisis bahan ajar, organisasi kelas, dan lain-lain.
Dari
penjelasan di atas, kita ketahui bahwa
berarti tidak semua orang bisa disebut guru, dan tidak semua guru bisa disebut
sebagai guru professional. Di negara kita saat ini, untuk menjadi seorang guru
profesional dibutuhkan proses yang panjang, diantaranya telah mengikuti pelatihan dan telah
disertifikasi. Seorang guru dikatakan professional setelah adanya pengakuan
sertifikasi dari lembaga pendidikan. Program sertifikadi guru dan dosen yang
dicanangkan pemerintah, memberikan penghargaan terhadap profesi guru, berupa
tunjangan sebesar gaji pokok. Penghargaan ini tentu harus dibarengi dengan mutu
dan kemampuan seorang pendidik professional untuk mengelola proses pembelajaran
dalam rangka mencapai tujuan pedidikan. Program sertifikasi yang harus dilalui
guru dengan seleksi yang ketat, membuat guru harus menyiapkan diri untuk
betul-betul memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk mengembangkan proses
pembelajaran.
Namun
kita menyadari, keprofesionalan seorang pendidik bukan saja terletak pada gelar
sertifikasi yang disandangnya. Tapi lebih dari itu seorang pendidik
professional dibuktikan dengan kinerja yang baik dalam mengelola proses
pembelajaran dan menghasilkan output/lulusan yang berkualitas. Gelar
pendidik/guru professional yang diperoleh dari program sertifikasi tidak lagi
menjadi jaminan untuk keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
di kelas. Masih banyak guru yang tidak dapat menjalankan peran nya sebagai
seorang yang professional dalam profesinya. Hal ini perlu menjadi perhatian guru, untuk dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Guru perlu
mengevaluasi kekurangan proses pembelajaran, dan mencari solusi yang tepat.
Salah
satu solusi yang bisa digunakan guru adalah dengan mengkaji lebih dalam tentang
berbagai teori belajar. Dengan mempelajari berbagai teori belajar yang ada
diharapkan ini bisa membantu guru untuk memfasilitasi siswa belajar dengan
lebih baik dan menggali berbagi manfaat yang dapat diperoleh dari teori belajar
tersebut. Seorang guru
yang profesional diharapkan dapat mengoptimalkan proses pembelajaran dengan
banyak cara, salah satunya menganalisis semua teori-teori belajar yang ada
menerapkannnya dalam proses pembelajaran.
4.
Manfaat
Teori Belajar Bagi Pendidik Profesional
Guru
sebagai seorang yang professional di bidang pendidikan, diharapkan dapat
menguasai berbagai teori belajar yang ada. Hal ini dimaksudkan untuk membantu
guru mencari cara terbaik untuk membantu siswa belajar. Sebagaimana yanga kita
ketahui ada banyak perbedaan pada diri masing-masing siswa. Sebuah kelas yang
terdiri atas siswa yang heterogen dengan berbagai keanekaragaman, baik dari
latar belakang keluarga, sosial, ekonomi, kemampuan dan lain-lain. Akan sangat
sulit untuk mengelola dan mengarahkan sekian anak untuk belajar di dalam sebuah
kelas, jika masing-masingnya mengemukakan keinginannya. Namun guru dituntut
untuk bisa mengelola kelas baik secara klasikal maupun individual.
Tidak
saja dalam hal pengelolaan kelas, banyaknya perbedaan keanekaragaman kemampuan siswa
dalam kelas, juga menmpengarui motivasi belajar siswa. Ada siswa yang semangat
dan serius dalam belajar dan ada siswa yang cuek dan tidak peduli /tidak serius
mengikuti proses belajarnya. Tidak saja berhubungan dengan bagaimana proes
pembelajran itu berlangsung, pembelajaran juga diharapkan membentuk karakter
dan kepribadian yang baik sebagai hasil belajar.
Proses
belajar tidak saja bermuara pada hasil belajar berupa angka, namun juga dari
segi afeksi dan psikomotornya, yaitu
dalam bentuk perubahan pola perilaku/kepribadian yang ditanamkan melalui pembentukkan karakter yang
baik bagi diri siswa. Dan secara psikomotor, dengan belajar diharapkan siswa
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan. Disinilah dibutuhkan sosok dan peran
seorang pendidik professional. Pendidik professional seharusnya bisa mengatasi
berbagai persoalan di kelas dan mencari solusi yang terbaik, mengembangkan
kemampuan siswa, membina dan membentuk karakter siswa serta melatih psikomotr
siswa. Untuk dapat mencapai dan mewujudkan ini semua pendidik professional
dapat memanfaatkan berbagai teori belajar yang ada.
Sesuai
dengan empat kompetensi yang wajib dimiliki seorang guru professional yaitu
kompetensi pedagogic, kepribadian, social dan professional. Dari keempat
kompetensi ini menggambarkan bahwa pendidik professional perlu menguasai teori
belajar, sebagai salah satu bentuk kompetensinya. Sebagaimana yang diungkapkan Wina
Sanjaya (2009) salah satu point kompetensi profesional guru adalah pemahaman dalam bidang psikologi
pendidikan, misalnya paham tentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang
teori belajar dan lain-lain. Selain sebagai salah satu kompetensi professional
yang harus dikuasai guru, pentingnya teori belajar juga menjadi salah satu poin
dalam kompetensi pedagogic guru. Penerapan
beberapa teori belajar dapat memberikan banyak manfaat, baik itu bagi guru,
bagi siswa dan bagi proses pembelajaran. Berikut manfaat teori belajar bagi
guru professional :
1. Sebagai
pedoman/landasan bagi guru untuk melaksanakan proses pembelajaran
Pemanfaatan
berbagai teori belajar bisa menjadi pedoman bagi guru untuk menentukan arah
pembelajaran. Ini dilakukan untuk mengembangkan seluruh potensi siswa dan
menjadi pedoman guru untuk melaksanakan pembelajran sesuai dengan karakteristik
peserta didiknya. Mencari starategi pengajaran yang tepat serta memilih hal-hal
yang bisa membantu mengembangkan proses pembelajaran.
2. Membantu
guru memahami bagaimana siswa belajar
Sebuah
kelas terdiri dari beragam siswa, masing-masing siswa dengan kemampuan dan
motivasi yang berbeda tentu memiliki cara belajar yang berbeda pula. Guru dapat
mengetahui dan membantu siswa belajar dengan memanfaatkan teori belajar.
Pemanfaatan teori belajar ini akan memberikan gambaran bagi guru untuk memilih
teori belajar sesuai dengan keadaan perbedaan kemampuan si anak. Teori belajar
akan membantu guru untuk memahami bagaimana anak belajar. Anak anak belajar dengan
penguatan, dengan pengalaman, melalui kondisi dan latihan, dan lain-lain.
Dengan menguasai berbagai teori belajar akan membantu guru menentukan
sikap/tindakan yang tepat untuk membantu siswa belajar.
3. Membantu
guru untuk mewujudkan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.
Perbedaan
kemampuan, keadaan dan sikap siswa bisa saja menjadi masalah dalam belajar,
namun sebaliknya semua itu harus mendapatkan penanganan yang baik dari guru,
agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Jika guru telah memahami bagimana
siswanya belajar, maka ia sudah bisa menentukan bimbingan apa yang bisa ia
lakukan untuk siswanya, sehingga ini akan menambah keefektifan proses
pembelajaran. Tindakan guru yang tepat akan lebih menghemat waktu, sehingga
siswa bisa belajar sesuai dengan tujuannya tanpa membuang waktu, tenaga dan
biaya, sehingga mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
4. Membantu
guru untuk merancang dan merencanakan proses pembelajaran
Pemanfaatan
teori belajar tidak saja membantu siswa belajar, namun juga membantu guru untuk
merancang pembelajaran yang sesuai dengan perbedaan kemampuan dan keanekaragaaman
anak didiknya. Memilih metode, starategi, media yang tepat untuk menyampaikan
informasi dalam proses belajar pada anak didiknya.
5. Menjadi
panduan guru dalam mengelola kelas
Pengelolaan
kelas yang baik tergantung pada kemampuan pendidik professional untuk
mengarahkan siswa untuk mengikuti arahnnya. Dengan memanfaatkan berbagai teori
belajar sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa, ini bisa menjadi
panduan guru dalam mengelola kelas, karena guru sudah mengetahui detail,
bagaimana pribadi, sikap dan kemampuan siswa. Guru bisa memilih tindakan yang
cocok untuk membimbing siswa, sehingga mempermudah guru mengelola kelas.
6. Membantu
guru mengevaluasi/ menilai proses pembelajaran, sikap guru serta hasil belajar
yang telah dicapai
Setiap
proses pembelajaran tidak pernah luput dari kekurangan. Pendidik professional juga
memiliki berbagai keterbatasan dalam melakukan proses pembelajaran, karena itu
perlu diadakan evaluasi. Evaluasi ini dillakukan untuk melihat sejauh mana
ketercapaian dan keberhasilan tujuan pembelajaran yang telah dicapai. Hasilnnya
dapat menjadi pedoman untuk prmbelajaran yang berikutnya serta menjadi ajang
perbaikan. Tidak saja dari segi hasil belajar, pemanfaatan teori belajar juga
membantu guru untuk menilai diri/introspeksi diri, tindakan apa yang sudah
dilakukan dengan baik, dan tindaakan apa pula yang mungkin perlu diperbaiki
guru di waktu mendatang.
7. Membantu
guru memberikan dukungan dan bantuan pada siswa agar siswa dapat mencapai
prestasi optimal dan kesuksesan belajar
Perbedaan
kemampuan dan kepribadian siswa tentu membutuhkan penanganan yang berbeda.
Dengan pemanfaatan teori belajar, guru bisa menilai bagaimana siswanya belajar,
sehingga ini mempermudah guru untuk memberikan arahan dan bantuan serta masukan
bagi siswanya untuk terus mengembangkan potensi yang ada, mencapai prestasi
yang diinginkan. Guru tiada henti memberikan dukungan, semangat serta
memotivasi siswa agar biasa mencapai kesuksesan belajarnya.
8. Membantu
guru membangun karakter pada diri siswa
Pada
dasarnya setiap siswa adalah individu yang baik, namun lingkungan dan bagaimana
ia menjalani kehidupannya ikut serta memberikan pengaruh untuk pembentukan karakter
seseorang. Dengan memanfaatkan teori belajar yang ada, ini dapat membantu guru
untuk terus menanamkan karakter diri yang baik bagi siswa. Dengan membantu
proses belajarnya, guru bisa menanamkan nilai-nilai, malalui reward, penguatan
dan lain-lain.
Ada
beberapa manfaat lain yang bisa diperoleh dengan pemanfaatan teori belajar, yaitu:
1. Sebagai Landasan dalam penerapan
materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian.
2. Memberi dorongan kepada siswa agar
menjadi manusia yang bebas tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur
pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain
atau melanggar aturan, norma dan etika yang ada.
3. Dapat mengindentifikasikan
keberhasilan aplikasi teori
4. Mengetahui berbagai macam perilaku
atau ciri-ciri siswa dan menemukan cara-cara untuk menyikapinya.
5. Mampu menciptakan suasana belajar
yang aktif dan dinamis.
6. Membantu menyalurkan dan
mengoptimalkan potensi masing-masing siswa
Dengan mengetahui sekian banyak manfaat dari penerapan teori
belajar maka ini bisa menjadi solusi bagi guru dalam menghadapi setiap
persoalan dalam pembelajaran. Dengan adanya teori belajar dan pembelajaran guru
bisa memanfaatkan teori belajar dan pembelajaran untuk menjadi guru yang
professional dalam merumuskan tujuan pembelajaran yang tepat, memilih strategi
yang sesuai, memberikan bimbingan atau konseling, memfasilitasi dan memotivasi
belajar peserta didik, menciptakan iklim belajar yang kondusif, berinteraksi
dengan siswa secara tepat dan memberi penilaian secara adil terhadap hasil
pembelajaran.
D. Kesimpulan
dan Saran
1. Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Teori
belajar merupakan cara cara-cara yang
digunakan untuk memperoleh perubahan tingkah laku seseorang yang relatif permanen,
baik berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai akibat pengalaman.
2.
Ada 4 jenis teori
belajar, yaitu:
a. Teori
belajar Behavioristik
b. Teori
Belajar Kognitif
c. Teori
Belajar Humanistik
d. Teori
belajar Konstruktivistik
3.
guru
professional adalah seseorang yang mememiliki pengetahuan, kemampuan dan
keahlian khusus dalam bidangnya, sehingga ia dapat menjalankan tugas dan
fungsinya untuk membantu proses belajar siswa dengan kemampuann yang semaksimal
mungkin.
4.
Manfaat Teori
belajar bagi guru untuk mengembangkan proses pembelajaran adalah:
a. Sebagai pedoman/landasan bagi guru untuk melaksanakan proses
pembelajaran
b. Membantu guru memahami bagaimana siswa belajar
c. Membantu guru untuk mewujudkan pembelajaran yang lebih efektif dan
efisien.
d. Membantu guru untuk merancang dan merencanakan proses pembelajaran
e. Menjadi panduan guru dalam mengelola kelas
f. Membantu guru mengevaluasi/ menilai proses pembelajaran, sikap
guru serta hasil belajar yang telah dicapai
g. Membantu guru memberikan dukungan dan bantuan pada siswa agar
siswa dapat mencapai prestasi optimal dan kesuksesan belajar
h. Membantu guru membangun karakter pada diri siswa
2. Saran
Berdasarkan penjelasan di atas, maka ada beberapa saran yang dapat
penulis sampaikan yaitu:
1.
Mempelajari
berbagai teori belajar dapat memeberi banyak manfaat bagi guru ataupun pendidik
professional
2.
Setiap
pendidik professional diharapkan dapat mempelajari dan menerapkan berbagai
teori belajar yang ada, karena dengan penerapan teori belajar ada banyak sekali
manfaat yang kita peroleh untuk mendukung pelaksanaan pembeljaran
3.
Pendidik
professional dapat menerapkan teori belajar yang sesuai dengan karakteristik
siswa dan materi materi pelajaran yang diajarkan
4.
Ini adalah
suatu hal yang bermanfaat untuk guru, siswa dan sekolah.
DAFTAR
PUSTAKA
Bedjo
Sujanto. 2007. Guru Indonesia dan Perubahan Kurikulum Mengorek Kegelisahan Guru.
Jakarta : Sagung Seto
Masnur
Muslich. 2007. Sertifikasi Guru menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta :
Bumi Aksara
Moh.
Uzer Usman. 2007.Menjasi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
Ratna Wilis
Dahar .2011. Teori-Teori Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : Erlangga
Sudarwan
Danim. 2011. Pengembangan Profesi Guru dari Pra Jabatan, Induksi, ke Profesional
Madani. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Undang-undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Wina
Sanjaya , 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikn . Jakarta:
Kencana prenada media group.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar