Laman

Rabu, 08 Mei 2013

TEAM ASSISTED INDUVIDUALIZATION (TAI) DAN COOPERATIF INTEGRATED READING COMPOSITION(CIRC)


TEAM ASSISTED INDUVIDUALIZATION (TAI) DAN
COOPERATIF INTEGRATED READING COMPOSITION(CIRC)

A.           Team Assisted Individualization (TAI)
Pembelajaran koooperatif TAI merupakan suatu program yang menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual untuk memenuhi kebutuhan berbagai kelas yang berbeda. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan model pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berfikir yang berbeda untuk saling membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan. Pada pembelajaran ini diterapkan bimbingan antar teman, yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa yang lemah sehingga dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok kecil. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.


1.    Dasar Pemikiran
Latar belakang adanya TAI adalah untuk mengadaptasi pengajaran terhadap perbedaan individual berkaitan dengan kemampuan siswa, dan pencapaian prestasi siswa. TAI dirancang untuk memuaskan kriteria berikut ini untuk menyelesaikan masalah-masalah teoritis dan praktis dari sistem pengajaran individual:
  1. Dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin.
  2. Guru setidaknya akan menghabiskan separuh dari waktunya untuk mengajar kelompok-kelompok kecil.
  3. Operasional program tersebut akan sedemikian sederhananya
  4. Para siswa akan termotivasi untuk mempelajari materi-materi yang diberikan dengan cepat dan akurat, dan tidak akan bisa  berbuat curang / menemukan jalan pintas.
  5. Tersedianya banyak cara pengecekan penguasaan supaya para siswa jarang menghabiskan waktu mempelajari kembali materi yang sudah mereka kuasai atau menghadapi kesulitan serius membutuhkan bantuan guru.
  6. Para siswa akan dapat melakukan pengecekan satu sama lain.
  7. Programnya mudah dipelajari, baik oleh guru maupun siswa, tidak mahal, fleksibel, dan tidak membutuhkan guru tambahan ataupun tim guru.
  8. Dengan membuat para siswa bekerja kelompok kooperatif, dengan status sejajar, program ini akan membangun kondisi untuk terbentuknya sikap-sikap positif terhadap siswa mainstream yang cacat secara akademik dan diantara para siswa dari latar belakang ras/etnik berbeda.

2.    Unsur-Unsur Program
a. Tim
Dalam pembelajaran TAI, siswa dibagi dalam tim yang dengan anggota 4 atau 5 orang.
b. Tes Penempatan
Para siswa akan diberi tes pra program (pre test) dalam bidangnya diawal pelaksanaan program melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa dalam bidang tertentu. Siswa ditempatkan pada tingkat yang sesuai dalam program individual berdasarkan kinerja mereka dalam tes.
c.  Materi-Materi Kurikulum
Siswa bekerja pada materi kurikulum individual. Masalah kata dan strategi penyelesaian masalah ditekankan pada seluruh materi. Tiap-tiap unit mempunyai bagian, yaitu:
1)        Halaman panduan yang mengulang konsep-konsep yang telah diperkenalkan guru dalam kelompok pengajaran dan memberikan metode tahap demi tahap  dari penyelesaian masalah.
2)        Beberapa halaman untuk latihan kemampuan, yang terdiri atas enam belas masalah. Tiap latihan kemampuan memperkenalkan subkemmapuan yang mengarah pada penguasaan akhir dari seluruh kemampuan.
3)        Tes Formatif – dua set yang paralel dari sepuluh soal.
4)        Lima belas soal tes unit
5)        Halaman jawaban untuk halaman latihan kemampuan dan tes-tes unit dan formatif
d. Belajar Kelompok
1)        Setelah guru menerangkan pelajaran, selanjutnya siswa diberikan tempat untuk memulai dalam unit matematika individual. Siswa mengerjakan unit-unit mereka dalam kelompok mereka, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
2)        Para siswa membentuk kelompok  yang terdiri atas 2 atau 3 orang untuk melakukan pengecekan.
3)        Para siswa membaca halaman panduan dan meminta teman satu timnya atau guru untuk membantu. Dan selanjutnya mereka akan memulai latihan kemampuan yang pertama dalam unit mereka.
4)        Tiap siswa mengerjakan empat soal pertama dalam latihan kemampuannya sendiri, kemudian jawabannya akan di cek oleh teman satu timnya dengan halaman jawaban yang sudah tersedia. Jika keempat soal itu benar, maka siswa tersebut boleh melanjutkan ke latihan kemampuan berikutnya. Namun jika ada yang salah, maka mereka harus mencoba mengerjakan kembali sampai mereka dapat menjawab dengan benar. Para siswa yang menghadapi masalah pada tahap ini didorong untuk meminta bantuan pada timnya terlebih dahulu sebelum meminta bantuan guru.
5)        Jika siswa sudah dapat menyelesaikan empat soal dengan benar dalam latihan kemampuan terakhir, maka siswa akan mengerjakan tes formatif A, yaitu kuis yang terdiri dari sepuluh (10) soal uang mirip dengan latihan kemampuan terakhir. Siswa harus mengerjakan sendiri, dan teman satu timnya akan menghitung skor nya, jika siswa tersebut dapat menyelesaikan delapan soal dengan benar, maka teman satu tim nya akan menandatangani hasil tes, untuk menunjukan bahwa siswa tersebut telah dinyatakan sah oleh teman satu timnya untuk mengikuti tes unit. Jika tidak dapat menyelesaikan delapan soal, maka guru akan dipanggil untuk membantu masalahnya. Guru akan meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal kemampuan, kemudian soal tes formatif B, sepuluh soal kedua yang konten dan tingkat kesulitannya sama dengan tes formatif A.
6)        Tes Formatif praa siswa ditandatangani oleh siswa pemeriksa dari tim lain supaya bisa mendapatkan tes unit yang sesuai. Siswa selanjutnya menyelesaikan tes unitnya dan siswa pemeriksa menghitung skornya. Tiap hari dua murid secara bergantian menjadi pemeriksa.
e.  Skor Tim dan Rekognisi Tim
Pada tiap akhir minggu, guru menghitung jumlah skor tim. Skor ini dari jumlah rata-rata unit yang bisa dicakupi oleh anggota tim dan jumlah tes-tes unit yang berhasil diselesaikan dengan akurat. Kriteria yang tinggi ditettapkan bagi sebuah tim untuk menjadi Tim super, kriteria sedang untuk Tim Sangat Baik, dan kriteria minimum untuk tim Baik.Tim Super atau Tim Sangat Baik akan menerima sertifikat.
f.   Kelompok Pengajaran
Setiap hari guru memberikan pengajaaran kepada beberapa kelompok siswa. Guru menggunakan konsep pelajaran yang spesifik, tujuannya adalah untuk mengenalkan konsep-konsep utama pada siswa. Pelajaran tersebut dirancang untuk membantu siswa memahami hubungan antara pelajaran matematika yang mereka kerjakan dengan soal yang sering mereka temui dan juga soal-soal dalam kehidupan nyata. Dapat diartikan bahwa siswa menerima pengenalan konsep dalam kelompok pengajaran sebelum mereka mengerjakan soal-soal dalam unit individual. Pengajaran kelompok ini diterapkan agar siswa bertanggung jawab untuk pemeriksaaan, penanganan materi dan pengarahan.
g. Tes Fakta
Dua kali dalam seminggu, siswa diminta mengerjakan tes-tes fakta(perkalian /pembagian) selama tiga menit. Para siswa diberikan lembar fakta untuk dipelajari di rumah untuk persiapan menghdapi tes-tes ini.
h. Unit Seluruh Kelas
Pada akhir tiap tiga minggu, guru menghentikan program individual dan menghabiskan satu minggi mengajari seluruh kelas kemmapuan seperti geometri, ukuran, laytihan dan strategi penyelesaikan masalah. (Slavin , 2009)

Selain itu 8 komponen TAI juga disampaikan dalam http://fhykrie-sajja.blogspot.com yaitu :
a. Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 sampai 6 siswa.
b. Placement test, yakni pemberian pre-tes kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa dalam bidang tertentu.
c. Student Creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.
d. Team Study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkannya.
e. Team Scores and Team Recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan criteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.
f. Teaching Group, yakni pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.
g. Facts Test, yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.
h. Whole Class Units, yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.

3.    Ciri ciri Pembelajaran TAI
Setiap pembelajaran kooperatif memiliki cirri atau karakteristik masing-masing. Berikut adalah cirri-ciri pembelajaran TAI yang dikutip dari http://fhykrie-sajja.blogspot.com :
  1. Belajar bersama dengan teman
  2. Selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman
  3. Saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok
  4. Belajar dari teman sendiri dalam kelompok
  5. Belajar dalam kelompok kecil
  6. Produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat
  7. Keputusan tergantung pada mahasiswa sendiri
  8. Mahasiswa aktif (Stahl, 1994). Dan yang paling utama adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru.

4.    Langkah –Langkah pembelajaran Kooperatif
Adapun langkah-langkah dalam model pembelajaran TAI adalah sebagai berikut:
  1. Guru menyiapkan materi bahan ajar yang akan diselesaikan oleh kelompok siswa.
  2. Guru memberikan pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu. (Mengadopsi komponen Placement Test).
  3. Guru memberikan materi secara singkat. (Mengadopsi komponen Teaching Group).
  4. Guru membentuk kelompok kecil yang heterogen tetapi harmonis berdasarkan nilai ulangan harian siswa, setiap kelompok 4-5 siswa. (Mengadopsi komponen Teams).
  5. Setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru berupa LKS yang telah dirancang sendiri sebelumnya, dan guru memberikan bantuan secara individual bagi yang memerlukannya. (Mengadopsi komponen Team Study).
  6. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan mempresentasikan hasil kerjanya dan siap untuk diberi ulangan oleh guru. (Mengadopsi komponen Student Creative).
  7. Guru memberikan post-test untuk dikerjakan secara individu. (Mengadopsi komponen Fact Test).
a.       Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil (jika ada) berdasarkan hasil koreksi. (Mengadopsi komponen Team Score and Team Recognition).
b.      Guru memberikan tes formatif sesuai dengan kompetensi yang ditentukan.

5.    Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif TAI
Model pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Adapun kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah :
a.      Kelebihan
1)   Meningkatkan hasil belajar
2)   Meningkatkan motivasi belajar
3)   Mengurangi perilaku yang mengganggu dan konflik antar pribadi
4)   Program ini bisa membantu siswa yang lemah/siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi belajar.
5)   Model pembelajaran Team Assisted Individualization membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik dan mengurangi anggapan banyak peserta didik bahwa matematika itu sulit.
6)   Pada model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization peserta didik mendapatkan penghargaan atas usaha mereka.
7)   Melatih peserta didik untuk bekerja secara kelompok, melatih keharmonisan dalam hidup bersama atas dasar saling menghargai.

  1. Kelemahan
1)      Tidak semua mata pelajaran cocok diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).
2)      Apabila model pembelajaran ini merupakan model pembelajan yang baru diketahui, kemungkinan sejumlah peserta didik bingung, sebagian kehilangan rasa percaya diri dan sebagian mengganggu antar peserta didik lain.(http://fhykrie-sajja.blogspot.com)

B.            Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
1.    Dasar Pemikiran
CIRC adalah sebuah program yang komprehensif untuk mengajari pelajaran mebaca, menulis dan seni berbahasa pada kelas yang lebih tinggi di sekolah dasar. Pengembangan CIRC secara stimulan difokuskan pada kurikulum dan metode pengajaran sebagai upaya untuk menggunakan pembelajaran kooperatif sebagai sarana untuk memperkenalkan teknik terbaru latihan kurikulum yang berasal dari penelitian dasar mengenai pengajaran praktis pelajaran membaca dan menulis.

Isu-isu prinsipil yang ditujukan dalam pengembangan CIRC (Steven,Madden, Slavin dan Farnish, 1987):
  1. Tindak Lanjut
Sebuah fitur yang universal dari pengajaran membaca adalah penggunaan kelompok membaca yang terdiri atas para siswa dengan tingkat kinerja yang sama (Hiebert 1983). Penggunaan kelompok dengan kemmapuan homogen adalah karena para siswa perlu memiliki materi yang sesuai dengan tingkat kemampuan mereka. Fokus utama dari kegiatan-kegiatan CIRC adalah membuat penggunaan waktu tindak lanjut menjadi lebih efektif. Siswa bekerja dalam tim-tim kooperatif dari kegiatan ini, yang dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, supaya dapat memenuhi tujuan dalam bidang lain, seperti pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan pesan, dan ejaan.


  1. Membaca Lisan
Membaca dengan keras merupakan bagian yang menjadi standar dari program membaca. Membaca lisan ini memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan pembacaan pesan dan pemahaman (Dahl, 1979, Samuel 1979) salah satu tujuan program CIRC adalah untuk meningkatkan kesempatan siswa untuk membaca dengan keras dan menerima umpan balik dari kegiatan membacaa mereka dengan membuat para siswa membaca untuk tema satu timnya dan melatih mereka mengenai bagaimana saling merespon kegiatan membaca merekaa.

  1. Kemampuan Memahami Bacaan
Pengajaran membaca diskolah umumnya hanya menekankan pada pemahaman bacan secara harfiah bukan secara interpretatif(Guszak 1976, Hansen 1981), serta tidak adanya pengajaran bersifat eksplisit dalam memahami bacaan (Durkin, 1978-1979, 1981). Menurut Palinscar dan Brown (1984) dalam Slavin, menemukan bahwa pemahaman dapat dikembangkan dengan mengajari siswa kemampuan-kemampuan merangkum, mempertanyakan, memperjelas dan memprediksi. Tujuan utama CIRC adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas. Selama masa tindak lanjut siswa bekerja berpasangan untuk mengidentifikasi 5 fitur penting dalam cerita narasi : Karakter, latar belakang kejadian, masalah, usaha yang dilakukan, solusi akhir. Dalam CIRC siswa membuat penjelasan terhadap prediksi pemecahan masalah dan merangkum unsur-unsur utama cerita kepada satu sama lain, yang keduanya merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan pemahaman membaca mereka. Satu hari pada tiap minggu siswa menerima langsung pelajaran strategi yang dapat mendorong pemahaman dan metakognitif siswa.

  1. Menulis dan Seni Berbahasa
Waktu yang dialokasikan untuk pengajaran ini difokuskan pada kemampuan mekanika bahasa yang terpisah, dengan sedikit waktu untuk pelajaran menulis yang sebenarnya (Bridge dan Hiebert 1985, Graves 1978 dalam Slavin). Tujuan utam pelajaran menulis dan seni berbahasa adalah untuk merancang, mengimplementasikan dan mengevaluasi pendekatan proses menulis pada pelajaran menulis danSeni Berbahasa yang akan banyak memanfaatkan kehadiran teman sekelas. Pada CIRC siswa merencakan, merevisi dan menyunting karangan mereka dengan kolaborasi yang erat dengan teman satu timnya.Pelajaran Mekanika bahasa terintegrasi dnegan pelajaran menulis, pelajaran menulis terintegrasi dengan pengajaran memahami bacaan dengan baik dengan keterpaduan kegiatan-kegiatan prosess menulis dalam program mebaca dan penggunaan kemampuan memahami bacaan yang baru dipelajari dalam pengajaran pelajaran menulis.

2.    Unsur-unsur Program
  1. Kelompok Membaca
Pada kelompok membaca siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri atas 2 atau 3orang berdasarkan tingkat kemampuan membaca mereka.
  1. Tim
Siswa dibagi dalam pasangan/trio dalam kelompok membacanya, dan pasangan tersebut dibagi ke dalam tim yang terdiri dari pasangan-pasangan dari dua kelompok membaca atau tingkat. Anggota tim menerima poin berdasarkan kinerja individual mereka pada semua kuis, karangan dan buku laporan, kemudian poin-poin inilah yang membentuk skor tim. Tim yang memenuhi kriteria 90 % pada semua kegiatan akan meraih gelasb Tim Super dan menerima sertifikast. Sedangkan Tim yang memnuhi kriteria 80% meraih gelar tim Sangat Baik dan mendapat sertifikat.
  1. Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan cerita
Cerita diperkenalkan dan didiskusikan dalam kelompok membaca selama20 menit tiap harinya. Dalam kelompok ini guru menentukan tujuan membaca, memperkenalkan kosa kata baru, mengulang kembali kosa kata lama, mendiskusikan ceritanya setelah siswa selesai membaca. Diskusi mengenai cerita menekankan kemampuan tertentu seperti membuat dan mendukung prediksi dan mengidentifikasi masalah dalam bentuk narasi. Tahap-Tahap Kegiatannya adalah sebagai berikut:
1)   Membaca Berpasangan.
Siswa membaca dalam hati, kemudian secara bbergantian membaca cerita dengan keras bersama pasangannya, bergiliran tiap paragraf. Pendengan mengoreksi kesalahan pembaca, guru berkeliling mendengarkan dan memberikan penilaian.
2)   Menulis Cerita yang Bersangkutan dan Tata Bahasa Cerita
            Siswa diberi pertanyaan yang berkaitan dengan cerita yang menekankan tata bahasa cerita-struktur yang digunakan pada semua narasi. Setelah mereka membaca setengahnya, siswa diminta untuk mengidentifikasikarakter, latar belakang kejadian dan masalah dalam cerita serta memprediksi bagaimana masalah tersebut diselesaikan. Diakhir cerita siswa merespon cerita secara keseluruhan dan menulis beberapa paragraf mengenai topik yang berkaitan dengan itu.
3)   Mengucapkan Kata-Kata dengan Keras
        siswa diberikan daftar kata-kata baru/sulit  yang ada dalam cerita, mereka mempelajarinya agar tidak salah. Siswa berlatih mengucapkannya bersama pasangan/teman satu tim lainnya sampai mereka bisa membacanya dengan lancar.
4)   Makna Kata
        siswa diberikan daftar kata baru dalam kosa kata bicara mereka dan melihat kata tersebut dalam kamus, menuliskan definisinya dengan cara memahami dan menuliskan kalimat yang memperlihatkan maksa kata tersebut.
5)   Menceritakan Kembali
        setelah membaca dan mendiskusikannya siswa merangkum poin-poin utama dari cerita tersebut untuk pasangannya
6)   Ejaan
        Siswa akan saling menguji daftar eejaan kata-kata satu sama lain tiap minggunya, kemudian siswa saling membantu satu sama lain untuk menguasai daftar tersebut.
  1. Pemeriksaan Oleh Pasangan
Jika siswa telah menyelesaikan semua kegiatan, pasangan mereka memberikan formulis tugas siswa yang mengindikasikan bahwa mereka telah menyelesaikan/memenuhi kriteria tugas tersebut. Siswa diberikan kegiatan harian yang bisa diselesaikan sesuai kemampuan ataupun dikerjakan di awal sehingga memberikan waktu tambahan untukn membaca secara independen.

  1. Tes
Pada akhir 3 periode kelas, siswa diberi tes pemahaman terhadap cerita, siswa diminta menuliskan kalimat bermakna untuk tiap kosa kata dan membacakan daftar kata-kata dengan keras pada guru. Dalam tes ini siswa tidak boleh slaing bantu. Hasil tes dan evaluasi menulis cerita adalah unsur utama dari skor tim mingguan siswa.
  1. Pengajaran Langsung Dalam Memahami Bacaan
Satu hari dalam tiap minggu, siswa menerima pengajaran langsung dalam kemampuan khusus memahami bacaan seperti mengidentifikasi gagasan utama, memahami hubungan sederhana dan membuat kesimpulan. Setelah menyelesaikan tiap pelajaran, siswa melakukan kegiatan memahami bacaan sebagai sebuah tim .
  1. Seni Berbahasa dan Menulis Terintegrasi
Penekanannya adalah proses menulis dan kemampuan mekanika bahasa diperkenalkan sebagai tambahan khusus terhadap pelajaran menulis ketimbangsebagai topik yang terpisah. Program menulis ini menggunakan ”bengkel kerja penulis” dimana siswa menulis tentang topik cerita yang mereka pilih, dan pelajaran khusus yang diarahkan guru berkaitan dengan kemampuan seperti menulis paragraf pembanding, artikel surat kabar,cerita misteri dan surat menyurat. Tiap tugas menulis siswa membuat konsep karangan setelah berkonsultasi dengan teman satu tim dan guru mengenai gagasan, rencana pengaturan, bekerja bersama teman satu tim untuk merevisi karangan, kemudian saling menyunting pekerjaan yang menekankan pada kebenaran tata bahasa dan mekanika bahasa. Akhirnyaa siswa “menerbitkan karangan akhir mereka dalam buku-buku tim atau kelas.

  1. Membaca Independen dan Buku Laporan
Siswa diminta untuk membaca buku ynag ditukar sesuai dengan  pilihan mereka, minimal sekitar 20menit tiap malamnya. Formulir dengan paraf orang tua akan memberikan kontribusi poin untuk timnya bila mengumpulkan formulir yang telah selesai tiap minggunya. Para siswa juga diminta untuk menyelesaikan buku laporan secara reguler, sehingga juga mendapatkan poin tim untuk tugas ini.

3.     Penerapan model pembelajaran Tipe CIRC
Kooperatif CIRC merupakan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis. (Suprijono,2009:137 dalam http://detiamody.blogspot.com /2011/12/model-pembelajaran-tipe-circ.html). Langkah - langkah model pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah sebagai berikut :
a.          Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
b.         Guru memberikan wacana/ kliping sesuai dengan topic
c.          Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan  memberi tanggapan terhadap wacana / kliping dan ditulis pada lembar kertas
d.        Mempresentasikan hasil kerja kelompok
e.         Guru membuat kesimpulan bersama
f.         Penutup

4.    Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif CIRC
Dalam penerapannnya di kelas model ini juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Sebagaimana yang dijabarkan dalam http://lib.uin-malang.ac.id/ thesis/chapter_ii/07140091-bibis-l.ps, berikut kelemahan dan kelebihan pembelajaran CIRC:
a.    Kelebihan Metode CIRC
1)   Dapat lebih memahami bacaan/wacana/kliping dan tidak bergantung pada teks tertentu.
2)   Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memberikan suatu solusi terhadap suatu permasalahan yang diberikan guru.
3)   Dapat digunakan untuk siswa yang memiliki tingkat kemampuan rendah
4)   Meningkatkan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung
5)   Meningkatkan rasa percaya diri siswa karena mereka bias menemukan sendiri konsep dari materi yang dipelajari dan berani menyampaikan pendapatnya di kelas.
Selain memiliki beberapa kelebihan, metode ini juga tidak luput dari berbagai kelemahan.
1)   Kelemahan : Membutuhkan waktu yang banyak
2)   Sulit mengatur kelas untuk tenang, sehingga suasana kelas cenderung ramai, sehingga guru harus pandai mengatur waktu dan menguasai kondisi kelas, agar pelaksanaan pembelajaran bias berjalan dengan baik
Dengan mengetahui berbagai metode pembelajaran kooperatif learning TAI dan CIRC, ini dapat menambah pilihan bagi guru, dalam menentukan strategi dan metode yang cocok dengan materi, sesuai dengan kebutuhan, karakteristik peserta didik serta sarana dan prasarana yang mendukung terwujudnya proses pembelajaran yang diinginkan. Dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing model pembelajaran ini dapat menjadi pertimbangan bagi guru untuk mensiasati, dan menjalankan model pembelajaran kooperatif learning yang mampu meningkatkan kemampuan siswa secara individual maupun kelompok.







DAFTAR PUSTAKA




Slavin, Robert E. (2008). Cooperative Learning teori, Riset dan Praktek. Bandung: Nusa Media
http://007indien.blogspot.com/2012/04/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-circ.html
http://detiamody.blogspot.com /2011/12/model-pembelajaran-tipe-circ.html


http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/07140091-bibis-l.ps



Tidak ada komentar:

Posting Komentar