TEAM ASSISTED INDUVIDUALIZATION (TAI) DAN
COOPERATIF
INTEGRATED READING COMPOSITION(CIRC)
A.
Team Assisted Individualization (TAI)
Pembelajaran koooperatif TAI
merupakan suatu program yang menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan
pembelajaran individual untuk memenuhi kebutuhan berbagai kelas yang berbeda. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan model pembelajaran
yang membentuk kelompok kecil yang heterogen dengan latar belakang cara
berfikir yang berbeda untuk saling membantu terhadap siswa lain yang
membutuhkan bantuan. Pada pembelajaran ini diterapkan bimbingan antar teman,
yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa yang lemah sehingga
dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok kecil. Siswa yang pandai
dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah
dapat terbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.
1. Dasar Pemikiran
Latar
belakang adanya TAI adalah untuk mengadaptasi pengajaran terhadap perbedaan
individual berkaitan dengan kemampuan siswa, dan pencapaian prestasi siswa. TAI dirancang untuk memuaskan kriteria berikut ini untuk menyelesaikan
masalah-masalah teoritis dan praktis dari sistem
pengajaran individual:
- Dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin.
- Guru setidaknya akan menghabiskan separuh dari waktunya untuk mengajar kelompok-kelompok kecil.
- Operasional program tersebut akan sedemikian sederhananya
- Para siswa akan termotivasi untuk mempelajari materi-materi yang diberikan dengan cepat dan akurat, dan tidak akan bisa berbuat curang / menemukan jalan pintas.
- Tersedianya banyak cara pengecekan penguasaan supaya para siswa jarang menghabiskan waktu mempelajari kembali materi yang sudah mereka kuasai atau menghadapi kesulitan serius membutuhkan bantuan guru.
- Para siswa akan dapat melakukan pengecekan satu sama lain.
- Programnya mudah dipelajari, baik oleh guru maupun siswa, tidak mahal, fleksibel, dan tidak membutuhkan guru tambahan ataupun tim guru.
- Dengan membuat para siswa bekerja kelompok kooperatif, dengan status sejajar, program ini akan membangun kondisi untuk terbentuknya sikap-sikap positif terhadap siswa mainstream yang cacat secara akademik dan diantara para siswa dari latar belakang ras/etnik berbeda.
2.
Unsur-Unsur Program
a. Tim
Dalam
pembelajaran TAI, siswa dibagi dalam tim yang dengan anggota 4 atau 5 orang.
b. Tes
Penempatan
Para siswa
akan diberi tes pra program (pre
test) dalam bidangnya diawal pelaksanaan program melihat
rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa dalam bidang
tertentu. Siswa ditempatkan
pada tingkat yang sesuai dalam program individual berdasarkan kinerja mereka
dalam tes.
c. Materi-Materi
Kurikulum
Siswa
bekerja pada materi kurikulum individual. Masalah kata dan
strategi penyelesaian masalah ditekankan pada seluruh materi. Tiap-tiap unit
mempunyai bagian, yaitu:
1)
Halaman
panduan yang mengulang konsep-konsep yang telah diperkenalkan guru dalam
kelompok pengajaran dan memberikan metode tahap demi tahap dari penyelesaian masalah.
2)
Beberapa
halaman untuk latihan kemampuan, yang terdiri atas enam belas masalah. Tiap
latihan kemampuan memperkenalkan subkemmapuan yang mengarah pada penguasaan
akhir dari seluruh kemampuan.
3)
Tes
Formatif – dua set yang paralel dari sepuluh soal.
4)
Lima
belas soal tes unit
5)
Halaman
jawaban untuk halaman latihan kemampuan dan tes-tes unit dan formatif
d. Belajar
Kelompok
1)
Setelah
guru menerangkan pelajaran, selanjutnya siswa diberikan tempat untuk memulai
dalam unit matematika individual. Siswa mengerjakan unit-unit mereka dalam
kelompok mereka, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
2)
Para
siswa membentuk kelompok yang terdiri
atas 2 atau 3 orang untuk melakukan pengecekan.
3)
Para
siswa membaca halaman panduan dan meminta teman satu timnya atau guru untuk
membantu. Dan selanjutnya mereka akan memulai latihan kemampuan yang pertama
dalam unit mereka.
4)
Tiap
siswa mengerjakan empat soal pertama dalam latihan kemampuannya sendiri,
kemudian jawabannya akan di cek oleh teman satu timnya dengan halaman jawaban
yang sudah tersedia. Jika keempat soal itu benar, maka siswa tersebut boleh
melanjutkan ke latihan kemampuan berikutnya. Namun jika ada yang salah, maka
mereka harus mencoba mengerjakan kembali sampai mereka dapat menjawab dengan
benar. Para siswa yang menghadapi masalah pada tahap ini didorong untuk meminta
bantuan pada timnya terlebih dahulu sebelum meminta bantuan guru.
5)
Jika
siswa sudah dapat menyelesaikan empat soal dengan benar dalam latihan kemampuan terakhir, maka siswa akan mengerjakan tes formatif A, yaitu kuis yang
terdiri dari sepuluh (10) soal uang mirip dengan latihan kemampuan terakhir.
Siswa harus mengerjakan sendiri, dan teman satu timnya akan
menghitung skor nya, jika siswa tersebut dapat menyelesaikan
delapan soal dengan benar, maka teman satu tim nya akan menandatangani hasil
tes, untuk menunjukan bahwa siswa tersebut telah dinyatakan sah oleh teman satu
timnya untuk mengikuti tes unit. Jika tidak dapat menyelesaikan delapan soal,
maka guru akan dipanggil untuk membantu masalahnya. Guru akan meminta siswa
untuk mengerjakan soal-soal kemampuan, kemudian soal tes formatif B, sepuluh
soal kedua yang konten dan tingkat kesulitannya sama dengan tes formatif A.
6)
Tes
Formatif praa siswa ditandatangani oleh siswa pemeriksa dari tim lain supaya
bisa mendapatkan tes unit yang sesuai. Siswa selanjutnya menyelesaikan tes
unitnya dan siswa pemeriksa menghitung skornya. Tiap hari dua murid secara
bergantian menjadi pemeriksa.
e. Skor
Tim dan Rekognisi Tim
Pada tiap
akhir minggu, guru menghitung jumlah skor tim. Skor ini dari jumlah rata-rata
unit yang bisa dicakupi oleh anggota tim dan jumlah tes-tes unit yang berhasil
diselesaikan dengan akurat. Kriteria yang tinggi ditettapkan bagi sebuah tim
untuk menjadi Tim super, kriteria sedang untuk Tim Sangat Baik, dan kriteria
minimum untuk tim Baik.Tim Super atau Tim Sangat Baik akan menerima sertifikat.
f.
Kelompok Pengajaran
Setiap hari
guru memberikan pengajaaran kepada beberapa kelompok siswa. Guru menggunakan
konsep pelajaran yang spesifik, tujuannya adalah untuk mengenalkan
konsep-konsep utama pada siswa. Pelajaran tersebut dirancang untuk membantu
siswa memahami hubungan antara pelajaran matematika yang mereka kerjakan dengan
soal yang sering mereka temui dan juga soal-soal dalam kehidupan nyata. Dapat
diartikan bahwa siswa menerima pengenalan konsep dalam kelompok pengajaran
sebelum mereka mengerjakan soal-soal dalam unit individual. Pengajaran kelompok
ini diterapkan agar siswa bertanggung jawab untuk pemeriksaaan, penanganan
materi dan pengarahan.
g. Tes
Fakta
Dua kali
dalam seminggu, siswa diminta mengerjakan tes-tes fakta(perkalian /pembagian)
selama tiga menit. Para siswa diberikan lembar fakta untuk dipelajari di rumah
untuk persiapan menghdapi tes-tes ini.
h. Unit
Seluruh Kelas
Pada akhir
tiap tiga minggu, guru menghentikan program individual dan menghabiskan satu
minggi mengajari seluruh kelas kemmapuan seperti geometri, ukuran, laytihan dan
strategi penyelesaikan masalah. (Slavin
, 2009)
Selain itu 8 komponen TAI juga disampaikan dalam http://fhykrie-sajja.blogspot.com
yaitu :
a. Teams,
yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 sampai 6 siswa.
b. Placement
test, yakni pemberian pre-tes kepada siswa atau melihat rata-rata nilai
harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa dalam bidang tertentu.
c. Student
Creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan
situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh
keberhasilan kelompoknya.
d. Team
Study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok
dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkannya.
e. Team
Scores and Team Recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja
kelompok dan memberikan criteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil
secara cemerang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan
tugas.
f. Teaching
Group, yakni pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian
tugas kelompok.
g. Facts
Test, yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh
siswa.
h. Whole
Class Units, yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir waktu
pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.
3. Ciri ciri Pembelajaran TAI
Setiap pembelajaran kooperatif
memiliki cirri atau karakteristik masing-masing. Berikut adalah cirri-ciri
pembelajaran TAI yang dikutip dari http://fhykrie-sajja.blogspot.com
:
- Belajar bersama dengan teman
- Selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman
- Saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok
- Belajar dari teman sendiri dalam kelompok
- Belajar dalam kelompok kecil
- Produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat
- Keputusan tergantung pada mahasiswa sendiri
- Mahasiswa aktif (Stahl, 1994). Dan yang paling utama adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru.
4.
Langkah –Langkah pembelajaran Kooperatif
Adapun langkah-langkah dalam model
pembelajaran TAI adalah sebagai berikut:
- Guru menyiapkan materi bahan ajar yang akan diselesaikan oleh kelompok siswa.
- Guru memberikan pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu. (Mengadopsi komponen Placement Test).
- Guru memberikan materi secara singkat. (Mengadopsi komponen Teaching Group).
- Guru membentuk kelompok kecil yang heterogen tetapi harmonis berdasarkan nilai ulangan harian siswa, setiap kelompok 4-5 siswa. (Mengadopsi komponen Teams).
- Setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru berupa LKS yang telah dirancang sendiri sebelumnya, dan guru memberikan bantuan secara individual bagi yang memerlukannya. (Mengadopsi komponen Team Study).
- Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan mempresentasikan hasil kerjanya dan siap untuk diberi ulangan oleh guru. (Mengadopsi komponen Student Creative).
- Guru memberikan post-test untuk dikerjakan secara individu. (Mengadopsi komponen Fact Test).
a.
Guru menetapkan kelompok
terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil (jika ada) berdasarkan hasil
koreksi. (Mengadopsi komponen Team Score and Team Recognition).
b.
Guru memberikan tes formatif
sesuai dengan kompetensi yang ditentukan.
5. Kelebihan dan Kelemahan
Pembelajaran Kooperatif TAI
Model
pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing.
Adapun kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah :
a.
Kelebihan
1)
Meningkatkan hasil belajar
2)
Meningkatkan motivasi belajar
3)
Mengurangi perilaku yang
mengganggu dan konflik antar pribadi
4)
Program ini bisa membantu siswa
yang lemah/siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi belajar.
5)
Model pembelajaran Team
Assisted Individualization membantu meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah peserta didik dan mengurangi anggapan banyak peserta didik bahwa
matematika itu sulit.
6)
Pada model pembelajaran kooperatif
tipe Team Assisted Individualization peserta didik mendapatkan
penghargaan atas usaha mereka.
7)
Melatih peserta didik untuk
bekerja secara kelompok, melatih keharmonisan dalam hidup bersama atas dasar
saling menghargai.
- Kelemahan
1)
Tidak semua mata pelajaran
cocok diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI).
2)
Apabila model pembelajaran ini
merupakan model pembelajan yang baru diketahui, kemungkinan sejumlah peserta
didik bingung, sebagian kehilangan rasa percaya diri dan sebagian mengganggu
antar peserta didik lain.(http://fhykrie-sajja.blogspot.com)
B.
Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC)
1.
Dasar Pemikiran
CIRC adalah
sebuah program yang komprehensif untuk mengajari pelajaran mebaca, menulis dan
seni berbahasa pada kelas yang lebih tinggi di sekolah dasar. Pengembangan CIRC
secara stimulan difokuskan pada kurikulum dan metode pengajaran sebagai upaya
untuk menggunakan pembelajaran kooperatif sebagai sarana untuk memperkenalkan
teknik terbaru latihan kurikulum yang berasal dari penelitian dasar mengenai
pengajaran praktis pelajaran membaca dan menulis.
Isu-isu
prinsipil yang ditujukan dalam pengembangan CIRC (Steven,Madden, Slavin dan Farnish, 1987):
- Tindak Lanjut
Sebuah
fitur yang universal dari pengajaran membaca adalah penggunaan kelompok membaca
yang terdiri atas para siswa dengan tingkat kinerja yang sama (Hiebert 1983).
Penggunaan kelompok dengan kemmapuan homogen adalah karena para siswa perlu
memiliki materi yang sesuai dengan tingkat kemampuan mereka. Fokus utama dari
kegiatan-kegiatan CIRC adalah membuat penggunaan waktu tindak lanjut menjadi
lebih efektif. Siswa bekerja dalam tim-tim kooperatif dari kegiatan ini, yang
dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, supaya dapat memenuhi
tujuan dalam bidang lain, seperti pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan
pesan, dan ejaan.
- Membaca Lisan
Membaca
dengan keras merupakan bagian yang menjadi standar dari program membaca.
Membaca lisan ini memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan pembacaan pesan
dan pemahaman (Dahl, 1979, Samuel 1979) salah satu tujuan program CIRC adalah
untuk meningkatkan kesempatan siswa untuk membaca dengan keras dan menerima
umpan balik dari kegiatan membacaa mereka dengan membuat para siswa membaca
untuk tema satu timnya dan melatih mereka mengenai bagaimana saling merespon
kegiatan membaca merekaa.
- Kemampuan Memahami Bacaan
Pengajaran
membaca diskolah umumnya hanya menekankan pada pemahaman bacan secara harfiah
bukan secara interpretatif(Guszak 1976, Hansen 1981), serta tidak adanya
pengajaran bersifat eksplisit dalam memahami bacaan (Durkin, 1978-1979, 1981).
Menurut Palinscar dan Brown (1984) dalam Slavin, menemukan bahwa pemahaman
dapat dikembangkan dengan mengajari siswa kemampuan-kemampuan merangkum,
mempertanyakan, memperjelas dan memprediksi. Tujuan utama CIRC adalah
menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu siswa mempelajari kemampuan
memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas. Selama masa tindak lanjut
siswa bekerja berpasangan untuk mengidentifikasi 5 fitur penting dalam cerita
narasi : Karakter, latar belakang kejadian, masalah, usaha yang dilakukan,
solusi akhir. Dalam CIRC siswa membuat penjelasan terhadap prediksi pemecahan masalah
dan merangkum unsur-unsur utama cerita kepada satu sama lain, yang keduanya
merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan pemahaman membaca mereka. Satu hari
pada tiap minggu siswa menerima langsung pelajaran strategi yang dapat
mendorong pemahaman dan metakognitif siswa.
- Menulis dan Seni Berbahasa
Waktu yang
dialokasikan untuk pengajaran ini difokuskan pada kemampuan mekanika bahasa
yang terpisah, dengan sedikit waktu untuk pelajaran menulis yang sebenarnya
(Bridge dan Hiebert 1985, Graves 1978 dalam Slavin). Tujuan utam pelajaran
menulis dan seni berbahasa adalah untuk merancang, mengimplementasikan dan
mengevaluasi pendekatan proses menulis pada pelajaran menulis danSeni Berbahasa
yang akan banyak memanfaatkan kehadiran teman sekelas. Pada CIRC siswa merencakan,
merevisi dan menyunting karangan mereka dengan kolaborasi yang erat dengan
teman satu timnya.Pelajaran Mekanika bahasa terintegrasi dnegan pelajaran
menulis, pelajaran menulis terintegrasi dengan pengajaran memahami bacaan
dengan baik dengan keterpaduan kegiatan-kegiatan prosess menulis dalam program
mebaca dan penggunaan kemampuan memahami bacaan yang baru dipelajari dalam
pengajaran pelajaran menulis.
2.
Unsur-unsur Program
- Kelompok Membaca
Pada kelompok
membaca siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri atas 2 atau 3orang berdasarkan
tingkat kemampuan membaca mereka.
- Tim
Siswa dibagi dalam
pasangan/trio dalam kelompok membacanya, dan pasangan tersebut dibagi ke dalam
tim yang terdiri dari pasangan-pasangan dari dua kelompok membaca atau tingkat.
Anggota tim menerima poin berdasarkan kinerja individual mereka pada semua
kuis, karangan dan buku laporan, kemudian poin-poin inilah yang membentuk skor
tim. Tim yang memenuhi kriteria 90 % pada semua kegiatan akan meraih gelasb Tim
Super dan menerima sertifikast. Sedangkan Tim yang memnuhi kriteria 80% meraih
gelar tim Sangat Baik dan mendapat sertifikat.
- Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan cerita
Cerita
diperkenalkan dan didiskusikan dalam kelompok membaca selama20 menit tiap
harinya. Dalam kelompok ini guru menentukan tujuan membaca, memperkenalkan kosa
kata baru, mengulang kembali kosa kata lama, mendiskusikan ceritanya setelah
siswa selesai membaca. Diskusi mengenai cerita menekankan kemampuan tertentu
seperti membuat dan mendukung prediksi dan mengidentifikasi masalah dalam
bentuk narasi. Tahap-Tahap Kegiatannya adalah sebagai berikut:
1) Membaca Berpasangan.
Siswa
membaca dalam hati, kemudian secara bbergantian membaca cerita dengan keras
bersama pasangannya, bergiliran tiap paragraf. Pendengan mengoreksi kesalahan
pembaca, guru berkeliling mendengarkan dan memberikan penilaian.
2) Menulis Cerita yang Bersangkutan dan Tata
Bahasa Cerita
Siswa diberi
pertanyaan yang berkaitan dengan cerita yang menekankan tata bahasa
cerita-struktur yang digunakan pada semua narasi. Setelah mereka membaca
setengahnya, siswa diminta untuk mengidentifikasikarakter, latar belakang
kejadian dan masalah dalam cerita serta memprediksi bagaimana masalah tersebut
diselesaikan. Diakhir cerita siswa merespon cerita secara keseluruhan dan
menulis beberapa paragraf mengenai topik yang berkaitan dengan itu.
3) Mengucapkan Kata-Kata dengan Keras
siswa diberikan daftar kata-kata baru/sulit yang ada dalam cerita, mereka mempelajarinya
agar tidak salah. Siswa berlatih mengucapkannya bersama pasangan/teman satu tim
lainnya sampai mereka bisa membacanya dengan lancar.
4) Makna Kata
siswa diberikan daftar kata baru dalam kosa kata bicara
mereka dan melihat kata tersebut dalam kamus, menuliskan definisinya dengan
cara memahami dan menuliskan kalimat yang memperlihatkan maksa kata tersebut.
5) Menceritakan Kembali
setelah membaca dan mendiskusikannya siswa merangkum
poin-poin utama dari cerita tersebut untuk pasangannya
6) Ejaan
Siswa akan saling menguji daftar eejaan kata-kata satu sama
lain tiap minggunya, kemudian siswa saling membantu satu sama lain untuk
menguasai daftar tersebut.
- Pemeriksaan Oleh Pasangan
Jika siswa telah
menyelesaikan semua kegiatan, pasangan mereka memberikan formulis tugas siswa
yang mengindikasikan bahwa mereka telah menyelesaikan/memenuhi kriteria tugas
tersebut. Siswa diberikan kegiatan harian yang bisa diselesaikan sesuai
kemampuan ataupun dikerjakan di awal sehingga memberikan waktu tambahan untukn
membaca secara independen.
- Tes
Pada akhir 3
periode kelas, siswa diberi tes pemahaman terhadap cerita, siswa diminta
menuliskan kalimat bermakna untuk tiap kosa kata dan membacakan daftar
kata-kata dengan keras pada guru. Dalam tes ini siswa tidak boleh slaing bantu.
Hasil tes dan evaluasi menulis cerita adalah unsur utama dari skor tim mingguan
siswa.
- Pengajaran Langsung Dalam Memahami Bacaan
Satu hari dalam
tiap minggu, siswa menerima pengajaran langsung dalam kemampuan khusus memahami
bacaan seperti mengidentifikasi gagasan utama, memahami hubungan sederhana dan
membuat kesimpulan. Setelah menyelesaikan tiap pelajaran, siswa melakukan kegiatan memahami bacaan sebagai sebuah tim .
- Seni Berbahasa dan Menulis Terintegrasi
Penekanannya
adalah proses menulis dan kemampuan mekanika bahasa diperkenalkan sebagai
tambahan khusus terhadap pelajaran menulis ketimbangsebagai topik yang
terpisah. Program menulis ini menggunakan ”bengkel kerja
penulis” dimana siswa menulis tentang topik cerita yang mereka pilih, dan
pelajaran khusus yang diarahkan guru berkaitan dengan kemampuan seperti menulis paragraf pembanding,
artikel surat kabar,cerita misteri dan surat menyurat. Tiap tugas menulis siswa
membuat konsep karangan setelah berkonsultasi dengan teman satu tim dan guru
mengenai gagasan, rencana pengaturan, bekerja bersama teman satu tim untuk
merevisi karangan, kemudian saling menyunting pekerjaan yang menekankan pada
kebenaran tata bahasa dan mekanika bahasa. Akhirnyaa siswa “menerbitkan
karangan akhir mereka dalam buku-buku tim atau kelas.
- Membaca Independen dan Buku Laporan
Siswa diminta
untuk membaca buku ynag ditukar sesuai dengan
pilihan mereka, minimal sekitar 20menit tiap malamnya. Formulir dengan
paraf orang tua akan memberikan kontribusi poin untuk timnya bila mengumpulkan
formulir yang telah selesai tiap minggunya. Para siswa juga diminta untuk
menyelesaikan buku laporan secara reguler, sehingga juga mendapatkan poin tim
untuk tugas ini.
3. Penerapan model pembelajaran Tipe CIRC
Kooperatif
CIRC merupakan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis.
(Suprijono,2009:137 dalam http://detiamody.blogspot.com
/2011/12/model-pembelajaran-tipe-circ.html). Langkah - langkah model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah sebagai berikut :
a.
Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang
yang secara heterogen
b.
Guru memberikan wacana/ kliping sesuai dengan topic
c.
Siswa bekerja sama saling membacakan dan
menemukan ide pokok dan memberi
tanggapan terhadap wacana / kliping dan ditulis pada lembar kertas
d.
Mempresentasikan hasil kerja
kelompok
e.
Guru membuat kesimpulan bersama
f.
Penutup
4. Kelebihan dan Kekurangan
Pembelajaran Kooperatif CIRC
Dalam penerapannnya di kelas model ini juga memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan. Sebagaimana yang dijabarkan dalam http://lib.uin-malang.ac.id/ thesis/chapter_ii/07140091-bibis-l.ps,
berikut kelemahan dan kelebihan pembelajaran CIRC:
a.
Kelebihan Metode CIRC
1)
Dapat lebih memahami
bacaan/wacana/kliping dan tidak bergantung pada teks tertentu.
2)
Dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam memberikan suatu solusi terhadap suatu permasalahan yang diberikan
guru.
3)
Dapat digunakan untuk siswa
yang memiliki tingkat kemampuan rendah
4)
Meningkatkan aktivitas siswa
selama pembelajaran berlangsung
5)
Meningkatkan rasa percaya diri
siswa karena mereka bias menemukan sendiri konsep dari materi yang dipelajari
dan berani menyampaikan pendapatnya di kelas.
Selain memiliki beberapa kelebihan, metode ini juga tidak luput dari
berbagai kelemahan.
1)
Kelemahan : Membutuhkan waktu
yang banyak
2)
Sulit mengatur kelas untuk
tenang, sehingga suasana kelas cenderung ramai, sehingga guru harus pandai
mengatur waktu dan menguasai kondisi kelas, agar pelaksanaan pembelajaran bias
berjalan dengan baik
Dengan mengetahui
berbagai metode pembelajaran kooperatif learning TAI dan CIRC, ini dapat
menambah pilihan bagi guru, dalam menentukan strategi dan metode yang cocok
dengan materi, sesuai dengan kebutuhan, karakteristik peserta didik serta
sarana dan prasarana yang mendukung terwujudnya proses pembelajaran yang diinginkan.
Dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing model pembelajaran ini dapat
menjadi pertimbangan bagi guru untuk mensiasati, dan menjalankan model
pembelajaran kooperatif learning yang mampu meningkatkan kemampuan siswa secara
individual maupun kelompok.
DAFTAR
PUSTAKA
Slavin, Robert E. (2008). Cooperative Learning teori, Riset dan Praktek. Bandung: Nusa Media
http://007indien.blogspot.com/2012/04/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-circ.html
http://detiamody.blogspot.com
/2011/12/model-pembelajaran-tipe-circ.html
http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/07140091-bibis-l.ps
Tidak ada komentar:
Posting Komentar