RANCANGAN PEMBELAJARAN
MODEL ASSURE UNTUK MATA PELAJARAN TIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG KAPAS
BAB I
TEORI UMUM TENTANG MEDIA
Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini, telah menjadikan informasi sebagai
hal penting yang menunjang proses kehidupan, dan pembelajaran. Bahkan di masa
depan adalah sangat mungkin orang yang berhasil adalah orang yang mampu menangkap
dan memanfaatkan setiap informasi menjadi pengetahuan dan pengalaman belajar,
sehingga menjadi suatu kompetensi baginya. Perkembangan tersebut tentu akan mempengaruhi
bagaimana proses penyampaian dan salurannya. Dalam dunia pendidikan, informasi
akan disampaikan oleh guru kepada siswa melalui proses pembelajaran dengan
menggunakan media tertentu. Mengingat begitu pentingnya peranan media untuk
mendukung proses pembelajaran, maka guru
perlu merancang suatu pembelajaran yang efektif dan efisien. Untuk merancang suatu proses pembelajaran yang
membantu siswa mencapai tujuan pembelajarannya, maka guru dapat menggunakan
model ASSURE, yaitu suatu model perancang media pembelajaran yang dapat mewujudkan proses pembelajaran yang
efektif dan efisien.
A.
Proses
Pembelajaran
Dalam
proses belajar ada dua kegiatan yaitu mengajar yang dilakukan oleh guru dan
belajar yang dilakukan oleh siswa. Guru memang selalu menjadi pusat/sumber informasi
bagi siswa. Namun dengan kondisi sekarang ini,guru tidak lagi menjadi
satu-satunya sumber belajar, karena perkembangan teknologi telah menghasilkan
berbagai sumber dan media pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran
disamping peran guru. Karena itulah peran guru saat ini adalah sebagai
fasilitator, yang memfasilitasi siswa nya belajar.
Dari
sisi siswa, dalam suatu proses pembelajaran siswa merupakan orang yang menjalani
proses belajar, yang menggali berbagai pengetahuan baik yang disampaikan langsung
oleh guru maupun yang didapat melalui berbagai sumber dan media belajar lainnya. Sebagaimana yang disampaikan
Smaldino (2008) Belajar merupakan
pengembangan pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang baru ketika seseorang
berinteraksi dengan informasi dan lingkungan. Belajar pada dasarnya tidak saja
proses menerima dan mencari informasi, namun juga bertujuan agar terjadinya
perubahan dalam diri siswa, baik dalam hal pengetahuan, maupun sikap dan
perilaku. Proses pembelajaran dapat bermakna jika informasi yang diterima siswa
bisa menjadi pengetahuan yang ditambah dengan kegiatan belajar lainnya akan
menjadi pengalaman dan akhirnya menjadi kompetensi bagi siswa. Jadi belajar dapat
dikatakan berhasil apabila telah adanya perubahan pengetahuan, pengalaman, kompetensi,
sikap serta perilaku pada diri siswa.
Belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai
teori belajar, yang terdiri atas:
1.
Perspektif
Behavioris
Tokoh
Behaviourisme B.F. Skinner, menjelaskan bahwa
penguatan atau memberi ganjaran pada respons yang diinginkan, dapat
membentuk pola perilaku. Dengan serangkaian penguatan itu akan muncul
pengajaran terprogram yang dikenal dengan pengajaran berbantuan komputer.
Menurut aliran behavioris proses belajar dapat dilihat dari perilaku yang
diamati.
2.
Perspektif Kognitifis
Teori belajar kognitifis berkaitan
dengan bagaimana siswa menerima,
memproses dan merekayasa informasi. Menurut Jean Piaget (1977), psikolog
kognitif menelusuri proses mental yang digunakan individu dalam menanggapi
lingkungan mereka. Kognitifisme membahas bagaimana orang berpikir,
menyelesaikan masalah dan membuat keputusan. Para kognitifis menciptakan sebuah
model mental dari ingatan jangka pendek dan jangka panjang, yang akan digunakan
untuk menyimpan informasi. Sehingga siswa tidak selalu tegantung pada guru,
tapi lebih mengandalkan strategi kognitif mereka sendiri dalam memanfaatkan
sumber daya belajar yang tersedia.
3.
Perspektif
Konstruktivis
Menurut konstruktivisme inti dalam
pembelajaran empiris adalah keterlibatan siswa dalam pengalaman yang bermakna.
Konstruktivisme menekankan bahwa siswa dapat menafsirkan sendiri informasi yang
diterimanya. Siswa akan mendapatkan pengalaman belajar sebagai pengalaman
mereka sendiri, dan tujuan pengajaran adalah tidak untuk mengajarkan informasi,
tetapi menciptakan situasi, sehingga siswa dapat menafsirkan informasi bagi
pemahaman mereka sendiri. Menurut ahli perspektif, belajar efektif adalah ketika
siswa terlibat dalam tugas autentik yang mengaitkan konteks bermakna, yaitu
learning by doing.
4.
Perspektif
Psikologis Sosial
Psikolog sosial memusatkan belajar
terhadap efek organisasi sosial. Menurut Robert Slavin (1990)(dalam Smalldino,
2008) belajar kooperatif akan lebih efektif dan lebih menguntungkan secara
sosial dibandingkan belajar kompetitif secara individual. Slavin mengembangkan
seperangkat teknik belajar kolaboratif yang mencakup prinsi-prinsp kolaborasi
kelompok kecil, pengajaran yang dikendalikan siswa dan adanya ganjaran (reward)
berdasarkan pencapaian kelompok.
Selain didasarkan pada berbagai teori belajar,
belajar juga terdiri atas beberapa jenis belajar, yaitu :
1.
Ranah
Kognitif
Menurut ranah kognitif,
belajar menggunakan serangkaian kemampuan intelektual yang dapat dikelompokkan dalam informasi
verbal, visual, atau keterampilan intelektual. Belajar verbal melibatkan proses
mengingat kembali fakta/informasi. Sedangkan keterampilan intelektual membutuhkan
kemampuan berpikir kritis dan manipulasi informasi.
2.
Ranah
Afektif
Ranah afektif
melibatkan sikap, perasaan dan nilai-nilai. Tujuannya adalah menstimulasi minat
terhadap suatu hal, mendorong perilaku sosial dan memiliki standar etika dalam
memanfaatkan internet.
3.
Ranah
Psikomotor
Menurut ranah ini,
belajar melibatkan keterampilan atletik, manual dan keterampilan fisik lainnya.
Tujuannya adalah untuk kemampuan kegiatan mekanis tertentu, penggunaan berbagai
peralatan, dll.
a. Ranah
Interpersonal
Menurut ranah ini
belajar melibatkan interaksi antara orang-orang. Kemampuan interpersonal
merupakan keterampilan orang untuk berhubungan secara efektif dengan orang
lain.
Berdasarkan
berbagai teori belajar dan jenis-jenis belajar dapat kita simpulkan bahwa
belajar merupakan proses yang sangat penting bagi siswa untuk memahami dan
mengolah berbagai informasi yang diterimanya. Dengan kegiatan belajar yang
efektif maka siswa dapat mencapai tujuan belajarnya. Adanya pengetahuan,
pengalaman, kompetensi serta perubahan sikap merupakan hasil dari setiap proses
belajar yang sesungguhnya.
B.
Media
Pembelajaran
1.
Definisi
Media pembelajaran
Media
berasal dari bahasa Latin medium yang
berarti antara, yakni segala sesuatu yang membawa informasi antara sumber pesan
dan penerimanya. Tujuan dari penggunaan media adalah untuk memudahkan
komunikasi dan belajar (Smaldio, 2012). Menurut Heinich, Molenda dan
Russel(1990) (dalam Wina Sanjaya 2011) media adalah saluran/chanel komunikasi.
AECT juga merumuskan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan
untuk menyampaikan pesan atau informasi. NEA juga menjelaskan media sebagai segala
benda yang dapat dimanipulasikan dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan
beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut (Sukiman, 2012).
Dari
berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan
segala sesuatu yang dapat mengantarai penyampaian pesan/informasi dari guru kepada siswanya, sehingga dapat
memotivasi perhatian, minat dan kemauan siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran dengan efektif dan efisien. Dalam penyampaian informasi itu ada
dua proses yakni encoding dan decoding. Encoding adalah penyampaian pesan
melalui berbagai simbol dari pengirim pesan/guru, sedangkan decoding adalah
proses penerimaan pesan, sehingga siswa bisa memahami dna menjelaskan kembali
makna pesan yang diterimanya.
2.
Kategori
dasar dan format media
a.
Kategori
dasar media
Pentingnya
peran media dalam pembelajaran sangat membantu guru untuk menjadikan proses
pembelajaran menjadi efektif, karena itu guru perlu mengetahui berbagai
kategori media. Menurut Smaldino (2012) ada 6 kategori dasar media, yaitu :
1) Teks,
yakni karakter alfanumerik yang dapat ditampilkan dalam berbagai format,
seperti buku, poster, layar komputer, papan tulis dan lain-lain.
2) Audio,
yakni segala sesuatu yang dapat didengar, seperti suara orang, musik, suara
bising, dll.
3) Visual,
yakni segala sesuatu yang dapat kita lihat, misalnya diagram pada poster,
gambar, buku, dll.
4) Video,
yakni media yang menampilkan gerakan, misalnya rekaman video, animasi komputer,
DVD, dll.
5) Perekayasa,
yakni segala sesuatu yang bersifat tiga dimensi dan dapat disentuh, misalnya
benda-benda.
6) Manusia,
seperti guru, siswa, ahli bidang studi dll.
Dari
semua kategori media ini, kita dapat memilih dan menggunakan berbagai kategori
media yang cocok dengan pembelajaran dan dapat mendukung pencapaian tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien.
b.
Format
media
Format
media adalah bentuk fisik pesan yang akan ditampilkan. Format media disesuaikan
dengan jenis medianya, misalnya untuk teks dan visual, dapat menggunakan format
slide powerpoint, untuk suara dan musik dapat menggunakan format Compact Disc
(CD) atau DVD untuk menampilkan video,
sedangkan untuk keterpaduan teks, audio dan video, dapat menggunakan format
komputer multimedia.
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam memilih format media,
yaitu jumlah media dan teknologi yang
tersedia, keragaman siswa, dan tujuan yang harus dicapai, situasi/keadaan
dimana pengajaran berlangsung (kelompok kecil atau besar), variabel siswa, dan
juga sifat tujuan yang ingin dicapai (kognitif, afektif, psikomotor), serta
kemapuan dalam menyajikan format media.
3.
Rangkaian
Kesatuan Konkret – Abstrak
Pentingnya
penggunaan media dan teknologi dalam pembelajaran pada dasarnya adalah untuk
membantu siswa belajar memahami pesan pembelajaran yang dijalaninya.
Pembelajaran akan berlangsung dari hal yang memberikan pengalaman konkret
sampai pengalaman abstrak. Hal ini seusai dengan pendapat Edgar Dale (1969)
melalui penemuannya Cone of Experience (Smaldino,
2008) yang menyarankan agar guru dapat memeulai pembelajaran dengan memberikan
pengalaman belajar yang aktual kepada siswanya, barulah kemudian pindah ke
siswa menjadi pengamat aktual, siswa sebagai pengamat kejadian melalui
perantara, dan akhirnya siswa dapat mengamati simbol-simbol yang mewakili suatu
kejadian.
Menurut
Dale (Smaldino, 2008) siswa bisa memanfaatkan kegiatan pembelajaran yang lebih
abstrak untuk membentuk sekumpulan pengalaman yang lebih konkret untuk memaknai
representasi kenyataan yang lebih
abstrak. Hal ini sesuai dengan pendapat Jrome Bruner (1966) (dalam Smaldino
2008) siswa melihat urutan material berdampak langsung pada kemampuan mereka
menyelesaikan tugas. Belajar akan lebih mudah jika pembelajaran mengikuti
urutan dari pengalaman konkret ke penyajian yang abstrak (simbolis). Dengan
penggunaan media yang baik, dapat membantu memperjelas berbagai konsep yang
abstrak menjadi lebih konkret.
4.
Fungsi
dan Manfaaat Media Pembelajaran
Begitu besarnya peran
media dalam pembelajaran jelas memberikan manfaat bagi pelaksanaan pembelajaran.
Adapun peran dan fungsi media pembelajaran (Wina Sanjaya, 2011 ) adalah :
a.
Menangkap suatu objek
atau peristiwa –peristiwa tertentu
b.
Memanipulasi keadaan,
peristiwa dan objek tertentu
c.
Menambah gairah dan
motivasi belajar siswa
d.
Media pembelajaran
memiliki nilai praktis sebagai :
mengatasi keterbatasan pengalaman siswa, mengatasi batas ruang kelas, dan
memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan,
menghasilkan keseragaman pengamatan, menanamkan konsep dasar yang benar, nyata
dan tepat, membangkitkan motivasi dan meransang siswa untuk belajar dengan
baik, membangkitkan keinginan dan minat baru, mengontrol kecepatan belajar,
meberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang konkret sampi abstrak.
Selain
berbagai fungsi diatas, Kemp dan Dayton (1985)(dalam Wina Sanjaya 2011) juga
mengungkapkan bahwa media memiliki kontribusi penting dalam mendukung
pembelajaran, diantaranya adalah :
a.
Penyampaian pesan
pembelajaran dapat lebih terstandar
b.
Pembelajaran dapat
lebih menarik
c.
Pembelajaran menjadi
lebih interaktif
d.
Waktu pelaksanaan
pembelajaran dapat ditingkatkan
e.
Proses pembelajaran
dapat berlangsung kapan dan dimana pun
f.
Sikap positif siswa
terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan.
g.
Peran guru berubah ke
arah yang positif , guru tidak lagi menjadi sumber belajar satu-satunya.
Dari
berbagai fungsi tersebut dapt kita simpulkan, bahwa fungsi dan manfaat media
pembelajaran adalah sebenarnya adalah
untuk menjadikan pembelajaran lebih mudah di pahami oleh siswa, meningkatkan
ketertarikan dan motivasi siswa, membantu menjelaskan yang abstrak menjadi
lebih konkret.
5.
Prinsip
Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran
a.
Prinsip-prinsip
dalam pemilihan media
Untuk
dapat memilih media pembelajaran yang akan digunakan guru dalam mendukung roses
pembelajaran, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu :
1)
Pemilihan media
berdasarkan / haruslah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
baik itu tujuan kognitif, afektif dan psikomotor.
2)
Pemilihan media
haruslah berdasarkan konsep yang jelas, bukan atas kesenangan guru, melainkan
menjadi bagian integral dalam pembelajaran.
3)
Pemilihan media
hendaklah disesuaikan dengan karakteristik siswa
4)
Pemilihan media
hendaknya disesuaikan dengan gaya belajar siswa dan kemampuan guru
5)
Pemilihan media
haruslah sesuai dengan kondisi lingkungan, fasilitas dan waktu yang tersedia untuk
kebutuhan pembelajaran
Selain
prinsip tersebut, ada beberapa hal lain yang dapat menjadi pertimbangan dalam
memilih media, yang dikenal dengan istilah ACTION (Wina Sanjaya, 2011), yaitu :
1)
Access,
kemudahan akses, penggunaan media oleh guru dan siswa, kebijakan, dll.
2)
Cost,
biaya yang dibutuhkan, yang disesuaikan dengan kemampuan dan pemanfaatannya.
3)
Technology,
mempertimbangkan teknologi yang tersedia dan kemuadahan penggunaannya.
4)
Interactivity,
Media berssifat interaktif, sehingga memberi komunikasi dua arah.
5)
Organization,
terkait dukungan organisasi, pimpinan, dan pengorganisasiannya.
6)
Novelty,
meliputi kebaruan media yang kita pilih.
b.
Prinsip-prinsip
Penggunaan Media Pembelajaran
Untuk
menggunakan media dalam pembelajaran, aagar media benar-benar mendukung proses
pembelajarn, maka ada beberapa prinsip penggunaan media (Wina Sanjaya, 2011) yaitu
:
1)
Media yang digunakan
guru haruslah sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2)
Media yang digunakan
haruslah sesuai dengan materi pembelajaran, media hendaklah sesuai dengan
kekompleksitasan materi
3)
Media pembelajaran
haruslah sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa.
4)
Media yang digunakan
harus memperhatikan efektivitas dan efisien.
5)
Media yang digunakan
haruslah sesuai dengan kemampuan guru menggunakannya/mengoperasikannya.
Dari berbagai prinsip –prinsip ini dapat
ditarik kesimpulan bahwa ada banyak prinsip yang perlu kita perhatikan, yang
pada intinya adalah pemilihan dan penggunaan media harus sesuai dengan
kebutuhan, tujuan, karakteristik siswa, serta akses penggunaan media tersebut.
C.
Model
ASSURE
Penggunaan
teknologi dan media dalam
pembelejaran merupakan suatu hal yang sangat penting. Namun untuk memilih dan
menggunakan suatu media ada banyak hal yang perlu kita perhatikan, terutama
berkatian dengan tujuan, materi dan karakteristik siswa. Hal ini sangat penting
karena sesuai dnegan pengertian media, yang merupakan sarana yang mengantarai
penyampaian pesan dari guru kepada siswa. Agar penyampaian pesan itu tepat
sasaran maka guru benar-benar harus harus teliti dalam memilih dan menggunakan
media. Sesuai dengan pemanfaatannya, media ada yang digunakan oleh guru dan ada
yang dirancang oleh guru. Perancangan media pembelajaran ini perlu dilakukan
guru, mengingat sekarang ada begitu banyak informasi yang dapat membantu siswa
belajar disamping guru.
Bergesernya
peran guru sebagai fasilitator membuat guru harus bisa merancang suatu pembelajaran
yang menggunakan teknologi dan media pembelajaran yang baik untuk memfasilitasi
siswanya belajar. Dan salah satu cara terbaik untuk merancang pembelajaran dan
media adalah dengan model ASSURE. Model ASSURE merupakan suatu model untuk
merancang pengajaran yang efektif, yang dirancang dimulai dengan menganalisis
minat siswa, penyajian materi, malibatkan siswa dalam praktek dengan umpan
balik, menilai pemahaman mereka dan memberikan kegiatan tindak lanjut yang
relevan (Smaldino, 2012). Dengan model ASSURE ini guru bisa merancang pembelajaran
dengan menggunakan media pembelajaran dengan lebih baik, karena meliputi semua
hal yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran.
1.
Analisis
Pelajar (Analysis Learner)
Model
ASSURE merupakan salah satu pendekatan sistematis untuk menganalisis karakteristik
siswa, yang nantinya akan berpengaruh terhadap kemampuan belajar siswa.
Analisis siswa ini perlu dilakukan untuk mendapatkan berbagai informasi yang
kita butuhkan dalam merancang strategi pembelajaran yang dapat memenuhi
kebutuhan spesifik siswa. Ada tiga faktor kunci yang diperhatikan dalam
analisis pelajar, yaitu :
a.
Karakteristik
Umum
Untuk
memenuhi kebutuhan siswa guru perlu memahami karakteristik umum yang
mempengaruhi belajar siswa. Adapun berbagai jenis karakteristik umum ini adalah
gender, suku, sikap dan ketertarikan. Dalam merencanakan pembelajaran guru
hendaknya dapat memperhatikan perbedaan usia anak didiknya, karena ini akan
berkaitan dengan pola perilaku dan kemampuan siswa dalam belajar. Begitu juga
dengan gender, ini perlu dipertimbangkan guru saat ingin mengadakan
pembelajaran berkelompok pada tingkat SMP, penyatuan siswa dengan perbedaan
gender mungkin akan mempengaruhi perhatian dan keaktifan siswa. Hal yang sama
pada latar belakang suku, hendaknya materi yang disampaikan siswa dilengkapi dengan
contoh yang dekat dengan latar belakang suku dan budaya siswa.
Sedangkan
untuk analisis sikap dan ketertarikkan dapat dilihat dengan melakukan
perbincangan dan mengamati perilaku siswa. Ketertatikan siswa terhadap mata pelajaran
memang berbeda-beda, karenanya dibutuhkan penggunaan media yang tepat , begitu
juga halnya dengan pengalaman mereka.
b.
Kecakapan
dasar spesifik
Sebagaimana
yang diungkapkan Dick &Carey,(2001) dalam Smaldino (2012) penelitian
mengungkapkan bahwa pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya tentang
suatu objek tertentu mempengaruhi bagaimana dan apa yang mereka bisa pelajari
lebih banyak daripada yang dilakukan sifat psikologi apa pun. Karena itulah
penting bagi guru untuk menganalisis kecakapan dasar spesifik melalui sarana
formal dan informal. Misalnya melalui pelaksanan ujian masuk, untuk melihat
kemmapuan prayarat siswa, yang dibutuhkan untuk mengikuti pembelajaran. Dengan
mengidentifikasi kompetensi dasar spesifik siswa guru bisa menyesuaikan dnegan
jenis tujuan, sehingga guru bisa memberikan perbaikan sebelum masuk mata
pelajaran.
c.
Gaya
belajar
Gaya
belajar merupakan serangkaian sifat psikologis yang menetukan bagaimana siswa
merasa, berinteraksi, dan merespons secara emosional lingkungan belajarnya.
Menurut Gardner (Smaldino, 2008) Setiap anak memiliki kecerdasan dan cara
belajar yang berbeda beda, karenanya guru haruslah mempertimbangkan gaya
belajar siswa. Dengan memahami:
1)
Kekuatan dan preferensi
konseptual, dimana setiap siswa punya gerbang sensorik (visual, audiotori,
jasmani dan kinestetik yang berbeda yang mempengaruhi keterlibatan belajarnya.
2)
Kebiasaan memproses
informasi /gaya pikiran, menurut Butler (Smaldino, 2008) ada 4 cara pemprosesan
informasi, yaitu pelajar berurutan konkret, pelajar acak konkret, pelajar
berutan abstrak, pelajar acak abstrak.
3)
Motivasi, Menurut Keller
(1987)(dalam Smaldino 2008) ada 4 aspek motivasi yaitu model ARCS yang perlu
diperhatikan guru, yaitu bperhatian (attention), Relevansi (Relevance), Percaya
diri (Confidence), dan kepuasan (satisfaction).
4)
Faktor fisiologis ,
terkait dengan perbedaan gender, kesehatan dan kondisi lingkungan yang
mempengaruhi pembelajaran.
1.
Penilaian gaya belajar,
menurut Dunn dan Dunn(1992)(dalam Smaldino 2008) mengembangkan sekumpulan
instrumen standar untuk menilai gaya belajar dan preferensi lingkungan para
pelajar.
Semua
ini perlu dipertimbangkan oleh guru, agar guru bisa menyesuaikan
pembelajarannya dengan lebih baik, sesuai dengan gaya belajar siswa dan
memenuhi kebutuhan individual siswa.
2.
Menyatakan
Standar dan Tujuan (State Objectives and Standar)
Dalam
merancang suatu pembelajaran, setelah melakukan analisis siswa, kita perlu
menetapkan standar dan tujuan yang akan dicapai, yakni mengenai apa yang
menjadi hasil belajar siswa. Merumuskan
tujuan ini berdasarkan pada standar kurikulum yang digunakan di sekolah.
a.
Pentingnya
standar dan tujuan
Menetapkan standar dan
tujuan sangatlah penting, karena standar dan tujuan ini adalah dasar bagi kita
untuk memilih strategi, teknologi dan media yang akan digunakan dalam
pembelajaran. Dasar untuk melakukan
penilaian hasil belajar, dasar untuk ekspektasi belajar siswa.
b.
Merumuskan
ABCD tujuan belajar dengna baik
Untuk menentukan tujuan
belajar kita perlu menetapkan ABCD, Yakni:
1)
Audience,
yakni sasaran tujuan, guru perlu menentukan dengan jelas sasaran dari tujuan
pembelajaran itu sendiri, misalnya siswa kelas VIII SMP.
2)
Behaviour
(perilaku), inti dari tujuan adalah kata kerja yang menjelaskan kemampuan baru
yang didapatkan siswa setelah mengikuti pembelajaran, artinya tujuan belajar
itu berkenaan dengan perubahan perilaku siswa, setelah mengalami pembelajaran.
3)
Condition
(Kondisi), yakni suatu kondisi dimana siswa akan bekerja dan belajar, yang
kemudian dinilai oleh guru, misalnya buku, lembar kerja, dll.
4)
Degree
(tingkat), yakni tujuan mengindikasikan standar /kriteria penilaian satu
pembelajaran.
c.
Tujuan
belajar dan perbedaan individual
Tujuan belajar hendaknya disesuaikan
dengan kemampuan belajar siswa secara individual. Tujuan belajar dimaksudkan
untuk menyediakan tingkat minimum pencapaian yang diharapkan. Dengan
karakteristik yang berbeda siswa bisa belajar insidental dengan tujuan yang
spesifik dan mendukung perbedaan individual.
3.
Memilih
strategi, Teknologi, Media dan Material (Select Strategy, Media and Technology)
a.
Memilih
strategi
Guru
perlu memilih strategi pengajaran yang tepat, baik itu strategi yang berpusat
pada guru, ataupun yang berpusat kepada siswa. Guru hendaklah memilih strategi
yang bisa mendorong siswanya mencapai standar dan tujuan yang telah ditetapkan,
mempertimbangkan gaya dan motivasi belajar siswa agar dapat memenuhi kebutuhan
siswa. Disesuaikan dengan model ARCS,
Strategi kita hendaknya dapat menarik perhatian siswa (Attention), relevan(Relevance)
dengan kebutuhan siswa, dapat membangun rasa percaya diri (Confidence) siswa, dan
memberikan kepuasan (Satisfaction) bagi siswa atas apa yang telah mereka pelajari.
b.
Memilih
teknologi dan media,
Memilih teknologi dan
media, memang bukanlah hal yang mudah. Seperti yang diungkapkan Mc Alpine&Weston,
1994 (dalam Smaldino2008) para sarjana sepakat bahwa memilih teknologi dan
media yang sesuai bisa menjadi tugas yang rumit- mempertimbangkan kumpulan
sumber daya yang tersedia, keberagaman para pelajar dan tujuan spesifik yang
harus dicapai.
1. Rubrik
seleksi, dilengkapi prosedur yang
sistematis untuk menilai kualitas teknologi dan media yang spesifik. Setiap
rubrik terdiri dari sekumpulan kriteria seleksi yang konsisten, dan kriteria
untuk teknologi dan media yang dirancang.untuk mencapai tujuan belajar yang
telah ditetapkan sebelumnya. Ada beberapa kriteria rubrik seleksi (Smaldino,
2012)yaitu :
a) Selaras
dengan standar, hasil dan tujuan
b) Informasi
yang terbaru dan akurat
c) Bahasa
yang sesuai usia
d) Tingkat
ketertarikan dan keterlibatan
e) Kualitas
teknik
f) Mudah
digunakan (baik oleh guru dan siswa)
g) Bebas
bias
h) Panduan
pengguna dan arahan.
c.
Memilih,
mengubah atau merancang materi
Setelah memilih
strategi dan media, selanjutnya kita memilih materi, yakni :
1)
Memilih
materi yang tersedia
Guru biasanya
menggunakan materi yang tersedia, namun kita perlu mempertimbangkan dan memilih
materi yang tepat dari materi yang tersedia tersebut, yang bisa dilakukan
dengan cara ; melibatkan spesialis teknologi /media, atau melibatkan guru lain yang
lebih berpengalaman, melakukan survei panduan referensi sumber dan media
(komprehensif, selektif dan evaluatif).
2)
Mengubah
materi yang ada
Mengingat kebutuhan
siswa yang berbeda-beda, adakala nya guru bisa mengubah materi dari materi yang
tersdia agar dapat lebih mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan,
namun hal ini harus mmeperhatikan hak cipta.
3)
Merancang
materi baru
Pada saat materi yang
tersedia tidak mendukung, dan sulit untuk mengubah materi yang ada, maka guru
juga dapt menrancang materi baru sesuai dengan mata pelajaran dan tujuan
pembelajaran. kuncinya adalah kita harus memperhatikan kebutuhan dan tujuan
belajar siswa kita.
4.
Menggunakan
Teknologi , Media dan Materi (Use Tecnhnology, Media and Materials)
Untuk merencanakan penggunaan teknologi,
media dan materi, kita dapat melakukan proses “5P” yaitu:
a. Pratinjau
teknologi, media dan materi, ini perlu dilakukan
karena tujuannnya adalah untuk memilih bagian yang langsung selaras dengan mata
pelajaran yang kita ajarkan, yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Meninjau
materi secara menyeluruh tidak hanya membuat kita menggunakan sumber daya
secara maksimal, tetapi juga membatasi siswa untuk tidak mengkases
materi/konten yang tidak pantas, dari berbagai media dan sumber belajar
lainnya.
b. Menyiapkan
teknologi , media dan materi, langkah pertama
adalah mengumpulkan semua perlengkapan yang dibutuhkan, menentukan urutan penggunaannya,
dan menentukan tindakan yang akan dilakukan pada tiap materi, menyimpan daftar
materi yang digunakan, dan garis besar urutan penyajian pelajaran.
c. Menyiapkan
lingkungan, kita perlu mengatur fasilitas
yang dibutuhkan untuk penggunaan teknologi, media dan materi yang efektif dan
efisien, menyiapkan lingkungan belajar yang baik untuk siswa, seperti
pengaturan tempat duduknya, dll.
d. Menyiapkan
pelajar, untuk melaksanakan pembelajaran dengan
efektif, guru perlu menyiapkan pelajarnya untuk menerima pelajaran, untuk itu
guru perlu melakukan appersepsi yang
baik, seperti pengantar yang menggambarkan tinjauan luas mengenai konten mata
pelajaran, keterkkaitan mata pelajaran
dengan topik yang dipelajari, memotivasi siswa, dan isyarat yang
mengarahkan perhatian pada aspek spesifik mata pelajaran.
e. Menyediakan
pengalaman belajar, yang disesuaikan
dnegan pengalaman belajar yang dipilih, pengalaman belajar yang berpusat pada
guru, maka akan melibatkan presentasi, demonstrasi, latihan dan praktek dan
tutorial.
5.
Mengharuskan
Partisipasi Pelajar (Require Learner Participations)
Pembelajaran di masa depan menghendaki
pelajar tidak hanya sebatas memahami informasi, melainkan memiliki pengalaman
dan praktek menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. Hal ini
sesuai dengan gagasan konstruktivis, dimana belajar dibangun dengan penglaman
autentik yang relevan, dan siswa menerima umpan balik, sehingga mereka
mengetahui pencapaian tujuan belajarnya dan berusaha meningkatkan kinerjanya.
a. Latihan,
untuk mencapai tujuan belajarnya siswa haruslah berpartisipasi aktif melalui
praktek langsung dengan teknologi dan kemampuan baru, untuk produktivitas,
komunikasi, penelitian, dan penyelesaian masalah/pengambilan keputusan.
1) Teknologi
sebagai perkakas teknologi, untuk menggunakan
teknologi dan media sebagai sarana yang membutuhkan partisipasi siswa adalah
dengan penggunaan perangkat produktivitas. Karena ini dapat memacu dan mendorong kreativitas (ISTE, 2000)
(Dalam Smaldino, 2008)
2) Teknologi
sebagai perangkat komunikasi, dengan
menggunakan teknologi siswa bisa berkomunikasi dengan berbagai orang dari
berbagai tempat lainnya, misalnya melalui email , chatt, dan lain-lain.
3) Teknologi
sebagai perangkat penelitian, dengan teknologi kita
dapat menempatkan, mengevaluasi, dan mengumpulkan berbagai informasi dari
berbagai sumber , misalnya dari internet, buku, koran maupun media lainnya.
4) Teknologi
sebagai perangkat penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan,
dengan menggunan teknologi siswa dapat belajar dan mnggunakannnya untuk
menyelesaikan berbagi persoalan, misalnya melalui mikroskop, lembar kerja,
peralatan audio dan video digital, dll.
5) Menggunakan
perangkat lunak pendidikan, berbagai program
aplikasi pendidikan memungkinkan siswa terlibat aktif dalam berbagai kegiatan
yang menantang, dan memungkinkan siswa untuk berkembang sesuai dengan penilaian
dan menyediakan umpan balik dan perbaikan.
6) Menggunakan
media lainnya untuk latihan, melibatkan siswa secara aktif dalam melakukan
diskusi, kuis, latihan penerapan dapat dilakukan latihan dan pemberian umpan
balik.
b.
Umpan balik, umpan
balik, bisa dari guru, ataupun para siswa dalam kelompoknya, dari komputer
ataupun diri mereka sendiri, umpan balik penting bagi siswa untuk melakukan
perbaikan.
6.
Mengevaluasi
dan Merevisi (Evaluate and Revise)
Langkah
terakhir yang kita lakukan adalah melakukan penilaian dan perbaikan, yang
dilakukan dengan tujuan :
a. Menilai
prestasi pelajar , dilakukan untuk
menilai apa yang dipelajari siswa dan menampilkan perubahan perilaku sesuai
dengan tujuan. Penilaian dilakukan berdasarkan pada tujuan belajar,
pembelajaran dengan tujuan kemampuan kognitif, dapat menggunakan tes tertulis,
namun untuk tujuan pemprosesan informasi dan penampilan sikap, maka digunakan
penilaian autentik dan komprehensif. Penilaian autentik yaitu dimana siswa
menggunakan proses sesuai dengan konten dan kemampuan yang sedang dipelajari
dan sesuai kegunaan konten di dunia nyata.
Penilaian ini digunakan untuk penilaian kinerja, produk tunggal, unit, atau
portofolio. Sedangkan untuk penilaian komprehensif dapat menggunakan rubrik
yakni sekumpulan kriteria penilaian yang digunakan untuk mengukur/menilai
produk/kinerja siswa(Smaldino, 2012). Rubrik terdiri dari tiga komponen ;
kriteria kinerja, skala penilaian, dan tingkat dari deskriptor kinerja.
b. Penilaian
portofolio, untuk menilai kemampuan siswa
untuk membuat produk nyata yang menggambarkan pencapaian mereka terkait dengan
analisis, sintesis dan evaluasi.(Smalldino, 2012). Kuncinya adalah siswa harus
merefleksi sendiri pembelajarannnya sesuai dengan produk protofolio. Portofolio
ini ada yang tradisional dan elekronik.
c.
Mengevaluasi
dan merevisi Strategi, Teknologi dan Media.
Ini
perlu dilakukan untuk melihat keefektifan strategi , teknologi, dan media yang
digunakan, melihat pencapaian tujuan pembelajaran, sesuai dengan minat siswa,
memenuhi kebutuhan siswa, dll. Untuk menilainya, bisa dengan meminta pendapat
siswa, melalui diskusi dan wawancara.
1)
Evaluasi guru, ini
sangat penting agar memberikan umpan balik yang bermanfaat bagi guru. Ada 4
evaluasi guru, yakni melalui diri sendiri, siswa, rekan ataupun administator.
2)
Revisi strategi,
teknologi dan media, Ini merupakan tahapan terakhir, kita perlu melihat hasil
penilaian/evaluasi, melihat ketercapaian tujuan, prestasi siswa, ketepatan
strategi, teknologi dan media. Kita perlu mencatat dan melakukan revisi agar
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran .
BAB II
PENERAPAN MODEL ASSURE DALAM RANCANGAN PEMBELAJARAN TIK
KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG KAPAS
A.
Analyzis
Learner (Menganalisis Siswa )
1.
Kondisi
Umum sekolah dan siswa
SMP
Negeri 1 Batang Kapas merupakan SMP tertua di kecamatan Batang kapas kabupaten Pesisir
Selatan. Sekolah ini terletak di Jln. Baru Batang kapas, yang merupakan jalur
lintas Sumatera. Sekolah ini termasuk salah satu sekolah favorit siswa di
wilayah ini, dan berstatus sebagai sekolah SSN (Sekolah Standar Nasional). Posisi
sekolah yang tepat berada di tepi jalan raya, membuat letak sekolah ini cukup
strategis dan dapat dijangkau dari berbagai wilayah di kecamatan ini. Namun
tentu kondisi ini, juga memberikan dampak bagi sekolah, terutama soal
kebisingan jalan, yang terkadang menimbulkan gangguan dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. Kondisi sekolah ini cukup
baik, dilengkapi dengan sarana dan infrastruktur sekolah yang cukup lengkap,
dengan luas ±7725 m³. Sekolah ini terdiri atas 19 ruang kelas, 3 ruang kantor
(ruang kepala sekolah, majelis guru dan tata usaha), 1 perpustakaan, 3 labor
(fisika, biologi dan TIK), 1 ruang multimedia, 1 kantin kejujuran, dan 1
mushalla. Sedangkan dari bidang sumber
daya manusianya, di SMP N 1 Batang Kapas ini terdapat 41 orang guru, yang
terdiri dari 38 orang guru PNS dan 7 orang guru honorer, serta 11 orang pegawai
tata usaha.
Pembelajaran
TIK dilaksanakan di kelas dan di labor komputer. Labor komputer sekolah ini
berukuran sekitar 6x4 m². Labor ini dilengkapi dengan 17 unit komputer, namun
yang saat ini dapat digunakan efektif hanya 9 unit komputer. Labor ini
dilengkapi dengan kursi dan meja yang cukup lengkap untuk siswa dan guru, 2
unit LCD proyektor, 1 papan tulis, dan 2
kipas angin. Ruangan ini juga dilengkapi dengan pencahayaan dan sirkulasi udara
yang baik.
Kondisi
siswa di SMP N 1 Batang Kapas, secara keseluruhan siswa yang bersekolah disini
adalah siswa yang berasal dari beberapa Sekolah Dasar di seluruh kecamatan batang kapas, karena sekolah ini
bebas rayon, kecuali untuk tahun pelajaran 2013/2014 yang akan datang, sekolah
akan kembali menggunakan sistem rayonisasi. Untuk tahun ajaran 2012/2013 jumlah
seluruh siswa disekolah ini adalah 579 orang siswa, yang terdiri atas 210 siswa
kelas VII, 179 orang siswa kelas VIII, dan 190 orang siswa kelas IX. Setiap
kelas terdiri atas 25-32 orang siswa, yang pada umumnya lebih banyak perempuan
daripada laki-laki, dengan rentang umur antara 12-14 tahun.
Sekolah
ini juga menerapkan program kelas unggul pada setiap tingkat, untuk penentuan
siswa yang duduk di lokal ini dilihat berdasarkan nilai ujian masuk, dan nilai
rapor disetiap semester. Ini berarti
seluruh siswa punya kesempatan yang sama untuk menduduki kelas unggul. Untuk
gurunya sendiri, tidak dibedakan antara kelas unggul dan kelas biasa, pada
umumnya masih menggunakan guru yang sama.
Dilihat
dari latar belakang kondisi ekonomi dan keluarga siswa, siswa disekolah ini
terbagi atas anak dengan latar belakang orang tua sebagai pegawai, sebagai
petani, sebagai nelayan dan pedagang. Sedangkan dari latar agama, siswa
disekolah ini seluruhnya beragama islam, dan sebagaian besar merupakan suku minang. Dengan
latar belakang yang berbeda-beda ini anak-anak tumbuh dan berkembang dengan
pola dan didikan keluarga yang berbeda juga, sehingga setiap anak memiliki
karakter yang berbeda pula. Dengan perbedaan karakteristik ini, manjadi panduan
awal bagi penulis untuk merancang sebuah model pembelajaran yang menggunakan
teknologi dan media pembelajaran dengan berdasarkan model ASSURE.
2.
Kondisi
Khusus siswa
Siswa
SMP N 1 Batang Kapas ini, khususnya di kelas VIII, terdiri dari kelas VIII.1
sampai VIII.6 dan Kelas VIII.1 merupakan kelas unggul. Dari 179 orang siswa kelas VIII, terdiri atas
74 orang siswa laki-laki dan 105 orang siswa perempuan. Sebagian besar siswa
kelas VIII ini berasal dari latar belakang ekonomi dan keluarga yang cukup
baik, walaupun ada beberapa orang siswa yang tergolong kurang mampu, namun
mereka mendapatkan beasiswa dari berbagai program sekolah dan pemerintah. Dengan
rentangan umur 12-13 tahun, maka dari perkembangan psikologisnya, biasanya
anak-anak seusia ini mengalami masa puberitas, sehingga guru harus benar-benar
bisa menyesuaikan dengan kondisi psikologis siswa ini.
Secara khusus, siswa kelas VIII ini adalah
siswa yang dinyatakan naik dari kelas sebelumnya, kelas VII, sehingga mereka
sudah cukup beradaptasi dengan lingkungan dan sistem pendidikan di sekolah ini.
Untuk proses pembelajaran TIK sendiri, memang ini merupakan pelajaran yang baru
bagi siswa, walaupun mereka sudah belajar di kelas VII. Mata pelajaran TIK
merupakan salah satu mata pelajaran yang cukup diminati siswa, terutama karena
mata pelajaran ini identik dengan komputer. Untuk menilai/menganalisis kemampuan awal siswa ini,
guru dapat mengetahuinya dengan memberikan berbagai pertanyaan-pertanyaan di
awal pembelajaran atau memberikan kuis kecil untuk menguji sejauh mana
pengetahuan siswa tentang penggunaan komputer. Dari sini diketahui bahwa pada
dasarnya siswa sudah mengenal komputer, baik di sekolah maupun di warung
internet, namun itu baru sebatas mengenal, belum banyak yang terampil
menggunakan. Dan siswa juga sudah mengenal
berbagai perangkat keras dan perangkat lunak komputer, karena sudah dipelajari
di tingkat sebelumnya, di kelas VII. Untuk penggunaan komputer itu sendiri,
memang siswa belum terlalu menguasai, karena masih asing, dianggap sulit karena
banyak menggunakan bahasa Inggris, dan di kelas VII, mereka hanya mengetahui
praktek komputer sederhana, seperti menghidupkan, dan mematikan komputer, dan
mengenal berbagai peralatan nya.
Walaupun
siswa sudah memiliki pengetahuan tentang komputer secara umum, namun
pengetahuan itu baru sebatas mengenal, tapi belum begitu menguasai untuk
penggunaannya. Dari sinilah guru perlu memikirkan langkah selanjutnya untuk
menciptakan pembelajaran efektif untuk siswa.
3.
Gaya
Belajar
Gaya belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Batang
Kapas cukup beragam. Ada 9 aspek kecerdasan majemuk, yakni verbal, logis,
visual, musikal, ragawi, antar personal, interpersonal, naturalis dan
eksistensialis. Dari 9 kecerdasan ini, dalam proses pembelajaran ada anak yang
senang mendengar penjelasan guru, ada yang lebih ke kinestetik, dll. Pada
pengajaran teori yang dilakukan dikelas umumnya menggunakan preferensi
penerimaan audiotori dan visual. Sedangkan dalam hal kebiasaan memproses
informasi/gaya pikiran, secara umum siswa kelas VIII ini banyak dengan gaya
berurutan konkret, karena mereka akan lebih memahami jika sudah dicontohkan.
Dari
segi motivasi, sesuai dengan model ARCS, siswa di sekolah memiliki motivasi tinggi
dalam belajar, ini terlihat dari semangat belajar dan keingintahuan mereka untuk
mencoba menggunakan komputer, dan mereka sangat tertarik dengan pelajaran TIK. Materi
yang akan dibahas dalam rancangan ini, adalah materi semester 1, yaitu tentang
penggunaan perangkat lunak pengolah kata. Materi pengolah kata sangat relevan
dan dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, siswa dimotivasi untuk bisa
mengerjakan tugas dengan kreasi mereka sendiri, memberikan bimbingan, sehingga
memberikan kepuasan belajar bagi diri siswa.
Mengingat
siswa kelas VIII ini secara psikologis mengalami masa puberitas, sehingga
mereka mempunyai pola/gaya belajar yang berbeda-beda, namun pada umumnya mereka
selalu ingin diperhatikan. Dengan usia ini mereka masih senang bermain,
sehingga ini juga mempengaruhi pembelajaran, karena itu, guru perlu merancang
pembelajaran yang sesuai dengan perbedaan
individual siswa ini, dan memenuhi kebutuhan siswa, sehingga pembelajaran
memberikan hasil yang memuaskan bagi siswa.
B.
Menetapkan
Standar dan Tujuan
Proses pembelajaran di SMP N 1 Batang Kapas dilaksanakan
sesuai dengan kurikulum KTSP. Setiap
guru harus membuat rancangan program pembelajaran setiap semesternya, yang nantinya
akan dinilai sebagai dokumen KTSP oleh pengawas sekolah. Untuk mata pelajaran
TIK sendiri, pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan tuntutan
Kurikulum. Sesuai dengan model ASSURE, guru haruslah menetapkan standar dan
tujuan pembelajaran. Standar dan tujuan hendaklah disampaikan dan dituliskan di
awal pembelajaran, sehingga siswa mengetahui pengetahuan dan kemampuan apa yang
harusnya mereka miliki setelah mempelajari materi pelaran. Guru dapat
menetapkan tujuan dengan memperhatikan ABCD, yaitu :
· A
(Audience), siswa yang menjadi tujuan /sasaran
pembelajaran adalah siswa kelas VIII.
· B
(Behaviour), perilaku yang harus ditampilkan
siswa adalah memiliki keterampikan dan kemahiran menggunakan komputer dan
membuat dokumen pengolah kata.
· C
(Condition), kondisi ini dapat diamati selama
siswa belajar di labor komputer untuk membuat sebuah karya menggunakan program
pengolah kata microsoft word.
· D
(Degree), kemampuan yang harus dimiliki siswa
setelah belajar ini mereka menguasai penggunaan menu dan ikon dan mampu membuat
sebuah dokumen pengolah kata dengan kreasi mereka.
a. Penetapan
Tujuan Umum (Standar Kompetensi)
Tujuan umum rancangan pembelajaran berdasarkan model
Assure ini adalah Menggunakan perangkat lunak pengolah kata
untuk menyajikan informasi. Dengan salah satu kompetensi dasar : Membuat
dokumen pengolah kata sederhana . Dari
Standar Komtensi dan Kompetensi dasar ini, guru sudah menetapkan pengetahuan apa
yang akan dimiliki siswa setelah mengikuti pelajaran ini.
b. Penetapan Tujuan Pembelajaran Khusus
Berdasarkan
tujuan pembelajaran umum rancangan pembelajaran berdasarkan model ASSURE ini,
berikutnya ditetapkan tujuan pembelajaran khusus, yaitu Membuat dokumen
pengolah kata sederhana. Tujuan pembelajaran
khusus ini menjelaskan kemampuan spesifik apa yang harus dimiliki siswa setelah
mengikuti pelajaran. Tujuan pembelajaran
khusus ini, akan dirinci dalam beberapa indikator, yaitu :
1.
Siswa mampu
membuat dokumen baru pada perangkkat lunak pengolah kata Microosft Word 2007
2.
Siswa mampu
memformat teks pada perangkat lunak lunak pengolah kata.
Setiap
tujuan umum, tujuan khusus dan indikator ini haruslah dituliskan dalam setiap
rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Selain standar kompetensi dan
kompetensi dasar, di awal perancangan guru juga perlu menentukan kriteria
ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran untuk materi tersebut. Dengan begitu
siswa mengetahui dengan jelas apa tujuan mereka mempelajari materi ini, kemampuan/hasil
belajar apa yang nantinya diharapkan mereka miliki setelah belajar dan mereka
mengetahui batas ketuntasan minimal belajar mereka.
C.
Memilih
Strategi , Teknologi , Media dan Material
a.
Memilih
strategi
Untuk
melaksanakan pembelajaran TIK yang efektif, efisien serta dapat emmenuhi
kebutuhan siswa, dalam rancangan pembelajaran TIK di kelas VIII ini guru dapat memilih strategi berpusat kepada guru dan
berpusat pada siswa. Adapun strategi yang direncanakan digunakan dalam
pembelajaran TIK kelas VIII untuk materi membuat dokumen pengolah kata
sederhana, dipilihlah strategi presentasi dengan memilih metode demonstrasi,
dan pada siswa dengan bekerjasama dalam kelompok serta metode tutor sebaya.
Penetapan strategi ini berdasarkan pada model ARCS Keller. Dengan strategi ini diharapkan dapat menarik
perhatian (attention) siswa, relevan (Relevance) dengan kebutuhan siswa,
karena siswa berpraktek maka guru perlumempresentasika, mencontohkan terlebih
dahulu melalui demonstrasi, dan nantinya saat bekerja, siswa dapat saling
membantu dengan tutor sebaya. Strategi ini dapat membangun rasa kepercayaan
diri siswa (Confidence), karena siswa dapat berkreasi pada tugasnya, dan
menghasilkan kepuasan (satisfaction) belajar, dengan
mencoba membuat tugas dengan kreasi sendiri ini dapat memberi kepuasan belajar
bagi siswa.
b.
Memilih
Teknologi dan Media
Teknologi
dan media yang dipilih pada rancangan pembelajaran kelas VIII ini adalah dengan
menggunakan teknologi dan media komputer untuk mendemonstrasikan tampilan
lembar kerja dan langkah-langkah dalam membuat sebuah karya pengolah kata
sederhana. Untuk memproyeksikannya guru memilih menggunakan LCD dan proyektor,
sehingga siswa dapat melihat dengan jelas, apa yang harus mereka pelajari dan
lakukan. Media lain yang digunakan
adalah dengan memanfaatkan potongan artikel dan
poster, yang nantinya siswa akan membuat dengan kreasi mereka sendiri.
c.
Memilih
Materi
Pemilihan
materi yang akan digunakan untuk pembelajaran TIK kelas VIII ini adalah dengan menggabungkan
beberapa materi yang relevan dari berbagai sumber, karena materi yang tersedia
melalui buku paket tidak mencukupi. Pemilihan materi ini disesuaikan dengan kemampuan
siswa, karena siswa disini sulit menguasai menu dan ikon yang akan digunakan,
karena banyak menggunakan bahasa inggris, sehingga guru perlu memilih dan
menyusun materi yang berhubungan sebaik mungkin, sehingga memenuhi kebutuhan
belajar siswa.
D.
Menggunakan
Teknologi, Media dan Materi
Adapun
penggunaan teknologi, media dan materi pada rancangan pembelajaran TIK kelas VIII berdasarkan model ASSURE ini
dilakukan dengan proses “5P”, yaitu :
1.
Pratinjau
Teknologi, Media, dan Materi
Guru
melakukan pratinjau untuk menyesuaikan penggunaan teknologi, media dan materi
ynag disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Tujuannya untuk memilih bagian
yang paling sesuai dengan pelajaran. Teknologi dan media yang dipratinjau guru
adalah ketersedian komputer, dan LCD. Guru juga memilih bagian materi yang
dibutuhkan untuk membuat dokumen, yaitu tentang fungsi menu dan ikon.
2.
Menyiapkan
Teknologi , Media dan Materi
Pada
tahap ini, guru menyiapkan segala teknologi, media dan materi yang akan
digunakan untuk pembelajaran. Guru mengurutkan materi
tentang langkah-langkah membuat sebuah dokumen pengolah kata, lengkap dengan
menu dan ikon yang akan digunakan, selanjutnya menyiapkan berbagai contoh
artikel, poster dari media cetak seperti koran atau majalah, yang akan
dijadikan contoh, kemudian menyiapkan contoh yang dirancang sendiri oleh guru,
menyiapkan komputer yang akan digunakan, dan LCD serta proyektor yang mendukung
proses penyampaian pembelajaran.
3.
Menyiapkan Lingkungan
Disini guru menyiapkan lingkungan belajar
siswa, sesuai dengan materi pelajarannya, siswa melakukan praktek membuat
dokumen pengolah kata, maka guru menyiapkan lingkungan belajarnya adalah labor
komputer. Guru menyiapkan seluruh perangkat komputer yang dapat digunakan untuk
praktek, baik dari segi ruangan, sumber daya listrik setiap komputer, dan
tempat duduk siswa, agar siswa merasakan kenyaman saat bekerja.
4.
Menyiapkan
Pelajar
Untuk
dapat menguasai pelajaran ini, guru menyiapkan pelajar dengan memberikan
appersepsi terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar anak siap untuk bekerja,
mengetahui dengan jelas apa yang akan mereka kerjakan, apa kegunaannya, dan ini
juga memotivasi siswa untuk dapat mencapai tujuan belajarnya.
5.
Menyediakan
Pengalaman Belajar
Dengan
strategi pembelajaran yang berpusat pada guru dan siswa, ini akan menyediakan
pengalaman belajar bagi siswa. Dengan penjelasan guru, kemudian siswa
mencobakan langsung, ini sudah menjadi pengalaman belajar siswa, siswa tidak
dilarang untuk salah, namun siswa diajarkan untuk memperbaiki kesalahan di
setiap langkah pembelajaran selama mereka melakukan praktek. Dengan melakukan
sendiri setiap bagian secara bergantian dengan anggota kelompok ini juga
menumbuhkan rasa kerjasama dan menjadi pengalaman sendiri bagi siswa, begitu
juga saat dilakukan tutor sebaya ini memberikan pengalaman bagi siswa.
E.
Mengharuskan
Partisipasi Pelajar
Dengan
melakukan praktek, siswa benar-benar harus terlibat langsung (aktif) untuk
mengerjakannya. Karena hanya dengan melakukan sendiri siswa memperoleh
pengalaman dan mencapai tujuan belajarnya. Dengan latihan ini sudah
mengharuskan siswa untuk bekerja bergantian dalam kelompoknya untuk
menyelesaikan tugasnya. Tidak dipungkiri, masih banyak siswa yang kurang
percaya diri dalam bekerja, karena takut salah dan takut komputer rusak, namun
guru memotivasi mereka untuk tidak takut akan kesalahan, namun tetap berusaha
melakukan latihan dengan baik, karena hanya dengan latihan mencobakan sendiri
siswa dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Penggunaan komputer
juga dapat membantu siswa untuk memecahkan berbagai persoalan dan mengambil
keputusan dalm belajar. Disini guru juga memberikan umpan balik terhadap
pekerjaan siswa, dan juga juga dari teman-teman mereka, sehingga ini membantu
mereka menguasai pelajaran dan memiliki keterampilan menggunakan komputer.
F.
Mengevaluasi
Dan Merevisi
1.
Menilai
Prestasi Pelajar
Ini dilakukan untuk menilai hasil belajar
siswa. Kemmapuan dan keterampilan apa yang diperoleh siswa yang disesuaikan
dengan standar (SK dan KD)dan tujuan. Karena pembelajaran dengan melakukan
praktek, maka penilaian yang dilakukan adalah dengan menilai kinerja dan produk
yang dihasilkan siswa, secara autentik dan komprehensif. Menilai sejauh mana
siswa menguasai materi pelajaran, dan bagaimana siswa mengerjakan kinerjanya
tahap demi tahap untuk menyelesaikan suatu tugas, sehingga ia menghasilkan
suatu karya, dokumen pengolah kata. Disni guru juga menilai sikap siswa
terhadap keseriusan mereka mengerjakan suatu tugas. Setiap tugas dari tahap ke
tahap disimpan dan dinilai oleh guru, ini bisa menjadi dokumen protofolio
kelompok siswa, sesuai dengan kreasi mereka masing-masing, dan ini disimpan
dalam bentuk elektronik, dalam bentuk file dan dinilai oleh guru.
2. Mengevaluasi dan
Merevisi Strategi, Teknologi dan Media
Evaluasi
juga perlu dilakukan untuk menilai dan merevisi ketepatan strategi , teknologi
dan media. Selain itu guru sendiri juga perlu dinilai baik oleh dirinya sendiri
(mengintrospeksi diri, untuk lebih baik), melalui teman sejawat ataupun melalui
administrator, yang biasanya di sekolah ada program supervisi guru, sehingga
guru dinilai oleh tim guru yang lebih berpengalaman. Terakhir guru dapat
menilai dan menganalisis hasil belajar
siswa, karena dari situ guru dapat menilai kekurangan-kekurangan, strategi,
pemilihan materi, teknologi dan media. Yang ini bisa juga dilihat dari
keberhasilan siswa mencapai suatu tujuan pembelajaran.
BAB III
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MODEL ASSURE
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(
RPP )
Nama
Sekolah : SMP Negeri 1 Batang Kapas
Mata
Pelajaran : Teknologi Informatika Dan Komunikasi
Kelas
/ Semester : VIII ( delapan ) / 1 ( Satu )
Alokasi
Waktu : 2 X 40’
menit (1 kali pertemuan)
Standar
Kompetensi : 1. Menggunakan perangkat
lunak pengolah kata untuk menyajikan informasi
Kompetensi Dasar : 1.4 Membuat dokumen pengolah kata sederhana
Indikator
: 1. Membuat sebuah dokumen
baru
2. Memformat teks dokumen
3. Mengedit teks yang ada pada dokumen
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
Ø
Membuat sebuah dokumen baru
Ø
Membuat dokumen pengolah kata dengan
melakukan format teks
Ø
Mengedit dokumen yang telah dibuat
dengan cara menghapus, menyalin data dan menambahkan teks
v Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline
)
Tekun ( diligence
)
Tanggung jawab ( responsibility
)
Ketelitian ( carefulness)
B. Strategi
Pembelajaran
Adapun strategi
pengajaran yang dipilih guru adalah :
1.
Strategi
pengajaran berpusat pada guru.
2. Strategi pengajaran yang berpusat pada siswa.
C. Metode
Pembelajaran
Ceramah, Demonstrasi, tanya jawab,
penugasan/praktek, dan tutor sebaya.
D. Teknologi
dan media Pembelajaran
Teknologi
dan media yang digunakan dalam melaksanakan peroses pembelajaran ini adalah :
1. Komputer
2. LCD
infocus
3. Koran
/ majalah
D.
Materi pembelajaran
Membuat
lembar kerja pengolah kata
Ø
Menjelaskan cara / langkah kerja membuat
dokumen baru
Ø
Menjelaskan cara / langkah kerja
memformat teks
Ø
Menjelaskan cara / langkah kerja
mengedit teks
E.
Bahan Ajar
Adapun bahan ajar yang digunakan untuk mendukung
proses pembelajaran, yaitu:
1.
Buku paket BSE
2.
Buku pagangan
terbitan Erlangga
3.
Lembar Kerja
Siswa
4.
Lembar Kerja
Praktek
F.
Langkah-langkah
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan
Pertama
1.
Kegiatan pendahuluan
apresiasi dan
motivasi :
Ø
Berdoa untuk menanamkan nilai-nilai kereligiusan
Ø
Guru mengecek kehadiran siswa untuk
mengembangkan nilai-nilai kedisiplinan
Ø
Guru memberikan pertanyaan – pertanyaan
singkat tentang tata cara penggunaan perangkat komputer.
Ø
Guru memberikan pertanyaan- pertanyaan
singkat untuk mengingat kembali materi sebelumnya tentang fungsi dan penggunaan
menu dan ikon microsoft word
Ø
Menyampaikan dan menuliskan di papan
tulis tujuan pembelajaran
Ø
Guru memotivasi siswa untuk berusaha
mencapai tujuan belajarnya.
2.
Kegiatan inti
§ Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
F Guru menyuruh
siswa membaca buku paket, untuk menanamkan pengetahuan yang dibutuhkan
F Guru menyuruh
siswa mengamati tampilan jendela microsoft word.
F Guru menyuruh
siswa mengamati tampilan menu dan ikon.
F Guru
menfasilitasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
F melibatkan
peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
F Guru memfasilitasi
siswa untuk melakukan praktek.
F Guru
menjelaskan langkah kerja yang akan dilakukan siswa
F Guru
membagi siswa dalam kelompok kecil
F Siswa
menyiapkan diri bersama kelompoknya
§ Elaborasi
F Guru
membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui buku dan
sumber belajar tentang cara membuat
dokumen baru, cara memformat teks dan cara mengedit teks.
F Guru
menjelaskan cara membuat dokumen baru, memformat teks, dan mengedit teks pada
lembar kerja microsoft word.
F Guru
mendemonstrasikan di depan kelas menggunakan
media komputer dan LCD tentang cara/langkah-langkah untuk membuat
dokumen baru, melakukan format teks dan mengedit teks.
F Siswa memperhatikan
penjelasan dan pendemonstrasian yang dilakukan guru untuk membuat dokumen baru,
melakukan format teks, serta mengedit teks.
F Siswa
mulai bekerja dengan kelompoknya secara bergantian
F Siswa
mencobakan cara membuka lembar kerja baru, memformat teks dan melakukan
pengeditan teks dengan dibimbing guru
F Guru
memfasilitasi siswa untuk berdiskusi dan bertanya jawab mengenai hal-hal
ataupun kesulitan siswa dalam mengerjakan praktek, membuat dokumen baru,
memformat dan mengedit teks.
F Guru
membimbing siswa dalam melakukan praktek
F Siswa
bekerja secara bergantian dengan temannya untuk melakukan praktek membuat
dokumen pengolah kata sederhana, melakukan format dan pengeditan teks.
F Siswa
saling membantu temannya dalam melakukan praktek
F Siswa
yang sudah lebih memahami, ditunjuk guru untuk menjadi tutor sebaya untuk
membantu menambah pemahaman teman-teman mereka.
§ Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F Guru
mengamati hasil kerja siswa
F Guru
bersama siswa melakukan tanya jawab terhadap materi yang belum dikuasai siswa
F Guru
bersama siswa melakukan tanya jawab tentang kesulitan belajar siswa dalam
melakukan praktek.
F Guru
bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
F Guru
bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
F Guru
bersama siswa melakukan refleksi bersama terhadap pembelajaran yang sudah di lakukan
F Guru
bersama siswa Menarik kesimpulan tentang
cara membuat dokumen baru pengolah kata
microsoft word, melakukan format dan pengeditan teks.
F Guru
bersama siswa membahas cara mengatasi berbagai kesulitan belajar siswa.
F.
Penilaian
Penilaian dilaksanakan selama proses dan
sesudah pembelajaran
Indikator Pencapaian
Kompetensi
|
Penilaian
|
||
Teknik
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
|
Ø Membuat dokumen baru
Ø Melakukan format teks
Ø Mengedit teks
|
Tes praktik (kinerja)
Tes praktik (kinerja)
Tes praktik (kinerja)
|
Tes uji kerja
Tes uji kerja
Tes uji kerja
|
Buatlah dokumen pengolah kata baru!
Buatlah dokumen pengolah kata dengan melakukan format teks!
Editlah dokumen yang telah kamu buat dengan cara menghapus, menyalin data
dan menambahkan teks!
|
Rubrik uji prosedur
Indikator Pencapaian
Kompetensi
|
Skala
kuantitatif
|
Nilai
[(jml.skor/40)x100]
|
||||
4
|
3
|
2
|
1
|
|||
1.
|
Membuat dokumen yang baru
|
|
|
|
|
|
2.
|
Membuat dan melakukan format teks
|
|
|
|
|
|
3.
|
Menghapus teks
|
|
|
|
|
|
4.
|
Menyalin teks
|
|
|
|
|
|
5.
|
Menambah teks
|
|
|
|
|
|
JUMLAH
|
|
|
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 1 Batang Kapas
SYAFRIZAL, S.Pd
NIP 19590909 198103 1 015
|
|
Batang Kapas, Mei 2013
Guru Mapel TIK
YELSI MAYASURI, S.Pd
NIP 19870527 201001 2 040
|
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari penyajian penjelasan di atas dapat kita
simpulkan bahwa suatu proses pembelajaran pada dasarnya merupakan penyampaian
pesan dari guru kepada siswa. Untuk menyampaikan pembelajaran guru terlebih
dahulu perlu membuat peracangan agar
pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Pembelajaran yang
efektif dan efisien dapat diwujudkan dengan memanfaatkan berbagai teknologi dan
media yang mendukung pembelajaran. Pemanfaatan media dan teknologi ini akan
membantu guru dan siswa lebih mempermudah komunikasi terutama dalam
menyampaikan dan menangkap pesan pembelajaran. Media dan teknologi memegang
peran penting dalam mendukung proses pembelajaran. Untuk dapat mewujudkan suatu
proses pembelajaran yang menggunakan teknologi dan media guru dapat memilih
model ASSURE. Model Assure ini merupakan suatu pendekatan sistematis untuk
mewujudkan pembelajaran yang efektif dengan langkah: menganalisis siswa, menentukan
tujuan, memilih teknologi dan media, menggunakan teknologi media, melibatkan
keaktifan siswa dan melakukan evaluasi dan revisi.
B.
Saran
Dari
pembahasan di atas, kita perlu mengetahui sangat penting kiranya untuk
mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien, yang salah satu caranya
adalah dengan menggunakan media dan teknologi. Media dan teknologi akan membantu
proses penyampaiaan pesan dari guru dan siswa. Untuk merancang suatu proses
pembelajaran yang menggunakan media dan teknologi ini, penulis menyarankan
untuk merancang pembelajaran dengan mengunakan model ASSURE. ASSURE merupakan
suatu model pembelajaran yang dapat membantu guru untuk mewujudkan pembelajaran
dengan efektif dan efisien, karena ASSURE merupakan langkah sistematis untuk
merancang suatu pembelajaran dengan baik. Model ASSURE ini dapat mempermudah
guru dan dapat digunakan dalam setiap tingkat/jenjang sekolah. Karena itulah
penting kiranya kita untuk lebih mendalami model ini, agar juga dapat kita
terapkan dalam proses pembelajaran di kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Hujair
AH. Sanaky. 2009. Media Pembelajaran.
Yogyakarta : Safiria Insania Prees
M.
Atwi Suparman. 2012. Desain Instruksional
Modern. Jakarta : Erlangga
Richey, Rita C., Klein, Kames D., Tracey, Monica W.
2011. The Instructional Design Knowledge
Base, Theory, Research, and Practice. New York : Routledge
Rusman. 2012. Belajar
dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21.
Bandung: Alfabeta
Smaldino, Sharon E, Lowther, Deborah L., Russell,
James D. 2018. Instructional Technology and Media for Learning. Boston
: Pearson
Smaldino, Sharon E, Lowther, Deborah L., Russell,
James D. 2012. Instructional Technology and Media for Learning. Boston
: Pearson
Sukiman.
2012. Pengembangan Media pembelajaran.
Yogyakarta : Pedagogia
Wina Sanjaya. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup
Lampiran
:
Silabus pembelajaran
Sekolah : SMP Negeri 1 Batang Kapas
Kelas : VIII (Delapan)
Mata Pelajaran : Teknologi Informasi dan Komunikasi
Semester : 1 (satu)
Standar Kompetensi : 1. Menggunakan perangkat
lunak pengolah kata untuk menyajikan informasi
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
Indikator
|
Penilaian
|
Alokasi
Waktu
|
Sumber
Belajar
|
||||
Tatap Muka
(TM)
|
Penugasan Terstruktur
(PT)
|
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT)
|
Contoh
Instrumen
|
Bentuk
Instrumen
|
Contoh
Instrumen
|
|||||
1.4 Membuat dokumen
pengolah kata sederhana
|
Ø Membuat dokumen baru
Ø Format teks
Ø Edit teks
|
Ø Menjelaskan langkah /cara
membuat dokumen baru, memformat teks, dan mengedit teks
Ø Mendemontrasikan
langkah-langkah membuat dokumen baru, memformat teks, dan mengedit teks
|
Ø Membuat dokumen baru
Ø
Membuat dokumen dengan
berbagai format teks
Ø
Melakukan edit teks pada
dokumen
|
|
Ø
Membuat dokumen baru
Ø
Melakukan format teks
Ø
Mengedit teks
|
Tes praktik
(kinerja)
Tes praktik
(kinerja)
Tes praktik
(kinerja)
|
Tes uji kerja
Tes uji kerja
Tes uji kerja
|
Buatlah dokumen pengolah kata baru!
Buatlah dokumen pengolah kata dengan
melakukan format teks!
Editlah dokumen yang telah kamu buat dengan
cara menghapus, menyalin data dan menambahkan teks!
|
2 x 40’
|
Komputer
lembar kerja, buku paket,
Artikel koran/majalah
|
Mengetahui,
Kepala SMP
Negeri 1 Batang Kapas
SYAFRIZAL, S.Pd
NIP 19590909 198103 1 015
|
|
Batang Kapas, Juni
2013
Guru Mapel TIK
YELSI MAYASURI, S.Pd
NIP 19870527 201001 2 040
|
|
|
|